Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tradisi Abid-abidan yang Dirindukan dan Kepungan Likuran yang Dinantikan

20 Maret 2024   14:31 Diperbarui: 20 Maret 2024   14:45 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kompas.id

Tradisi Abid-abidan yang Dirindukan dan Kepungan Likuran yang Dinantikan

Tepat hari adalah hari ke sembilan Ramadan dan hari kesepuluh Ramadan bercerita. Sayangnya, saya harus bolong karena Mystery Challenge kali ini adalah membuat video tradisi unik Ramadan. Namun, saya tidak bisa membuatnya karena keterbatasan. Meskipun demikan, saya tidak ingin berhenti menulis. Maka cerita Ramadan tetap dilanjutkan. 

Sebagai perantau yang jarang pulang, ada tradisi yang kerap saya rindukan dan dinantikan ketika pulang kampung halaman. Karena, hanya di kampung itulah tradisi itu ditemukan. 

1. Abid-abidan

Di tempat kelahiran saya, Cilacap-Jawa Tengah, ada sebuah tradisi abid-abidan (tarian api) yang diadakan untuk merayakan suka cita. Seperti suka cita menyambut Ramadan, Momen Idulfitri, juga suka cita pesta sunatan anak kesayangan sebagai bentuk kebanggaan orang tua terhadap anak. Tradisi yang dilakukan pada momen-momen tertentu ini membuat perasaan rindu bila mengingatnya. Tradisi yang tidak ada di setiap saat dan saya yang jarang pulang, menjadi paket lengkap alasan sebuah kerinduan. 

Sebenarnya abid-abidan ini tidak hanya ada di daerah Cilacap saja tetapi ada juga di daerah-daerah sekitarnya. Seperti Banyumas, Purwodadi dan lain-lain. 

Nampaknya tradisi abid-abidan di sejumlah daerah sudah mulai langka. Mungkin sama seperti di daerah saya, penari abid-abidan (pemegang obor yang beratraksi) bersifat suka rela. Tidak ada sanggar khusus yang menaungi. Meskipun ada kompensasi dari penyelenggara, tetapi tidak sebanding dengan bahayanya. Atraksi bahaya tersebut seperti memutar-mutar obor seperti mayoret. Mayoret merupakan seseorang yang melakukan aksi tari, atau gerakan dalam suatu penampilan parade drumben dengan menggunakan sebuah tongkat mayoret yang disebut dengan baton.

Sebenarnya abid-abidan ini ada pada tahun lalu, bahkan adik kandung saya sendiri menjadi salah satu penari itu. Sayangnya saya hanya bisa melihatnya dalam sebuah video yang diunggah di media sosial saja. 

2. Likuran (Kepungan) 

Likuran adalah kepungan yang diadakan pada 10 malam terakhir pada tanggal ganjil Bulan Ramadan. Likuran ini berkaitan erat dengan dogma agama yaitu jatuhnya malam lailatul qodar yang diperkirakan jatuh pada malam tanggal-tanggal ganjil tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun