Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Kendedes "Manjing"

8 Desember 2019   04:06 Diperbarui: 9 Desember 2019   21:08 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:https://autumnskyline.wordpress.com/

Neswari perlahan meraba kedua daun telinganya. Bersumping.

Perempuan paruh baya itu tersenyum. Menyadari dirinya telah sepenuhnya berubah menjadi Ken Dedes. Bukan lagi Neswari. Kini ia adalah permaisuri dari seorang petinggi wilayah Tumapel.

Kakinya melangkah menuju sebuah bilik di mana ia harus duduk dan menunggu kedatangan suaminya, Akuwu Tunggul Ametung.

Neswari paham betul apa yang mesti dilakukannya.

Dalam catatan sejarah, Ken Dedes digambarkan sebagai sosok perempuan yang lemah lembut. Tanpa daya. Bahkan ketika diculik dari padepokan Ayahandanya---Begawan Purwa, ia menyerah pasrah.

Tapi benarkah kisah sebenarnya demikian? Benarkah Tunggul Ametung telah menculik Ken Dedes? Bagaimana jika kisah sebenarnya tidak seperti itu? Bagaimana jika perjalanan sejarah sengaja dibelokkan?

Dalam sosok manjing Ken Dedes, Neswari tersenyum. Lalu tangannya yang kurus membuka daun jendela. Ia butuh angin segar. Pikirannya sejak tadi rudek dipenuhi oleh beragam pertanyaan.

Ia memutuskan memanggil Nyai Gayatri. Abdi dalem yang selama ini selalu setia mendampinginya.

"Sendiko dawuh, Gusti Putri," Nyai Gayatri menangkupkan kedua tangan begitu memasuki bilik keputren.

"Aku ingin menyampaikan sesuatu padamu, Nyai." Ken Dedes memberi tanda dengan telunjuk jarinya, meminta Nyai Gayatri untuk mendekat.

Selanjutnya, dua perempuan berbeda kasta dan usia itu duduk berdampingan. Satu sebagai pencerita, dan satunya lagi bertindak sebagai pendengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun