"Quit! Malam ini aku tidak bisa mengantarmu. Mobil baru saja masuk bengkel," Inta, kakaknya, memberitahu seraya menerobos masuk ke dalam kamar mandi yang pintunya sengaja dibiarkan terbuka.
***
Menggunakan taksi Laquita meluncur menuju rumah Deborah. Perjalanan sedikit terganggu akibat jalanan macet. Dan itu membuatnya terlambat sampai di rumah Deborah.
"Oh, Quit! Gaun dan topengmu bagus sekali! Kukira ini penampilan terbaik di antara para undangan  Masquerade Party Ball  malam ini," Deborah menyambutnya dengan wajah penuh senyum, tanpa topeng. Ya, hanya ia dan tunangannya yang mendapat prioritas, dibebaskan tidak mengenakan kostum dan topeng unik seperti yang dikenakan oleh para tamu yang lain.
Laquita membalas senyum Deborah dengan peluk dan cium. Ia ikut terbias aura kebahagiaan yang memancar dari wajah ceria Deborah.
Ia hendak mengambil tempat duduk ketika lampu ruangan yang semula benderang mendadak dimatikan. Bertukar dengan lampu remang-remang sebagai pertanda pesta Masquerade Party Ball akan segera dimulai.
Laquita berdiri ketika seseorang datang menghampirinya. Pria bertubuh tegap dengan wajah tertutup topeng style burung elang mengulurkan tangan ke arahnya.
"Jeremy telah memilihmu, Nona," pria itu membungkuk sopan, meraih tangan Laquita---dua-duanya, lalu mengecup punggung tangan gadis itu dengan lembut.
Musik klasik telah dimainkan. Iramanya mengalun syahdu mengundang para pasangan untuk segera berpeluk pinggang turun ke arena lantai dansa.
Akan halnya Laquita, ia tidak bisa menolak---lebih tepatnya tidak ingin menolak ketika pria bertopeng ala burung elang itu membimbingnya, menangkup pinggang rampingnya dan mempersilakan kedua tangannya menggelayut manja di lehernya yang perkasa.
***