"Ayo Tuan Putri....segera bersin!" beberapa dari mereka berseru.
"Bersin! Bersin! Bersin!" suara penduduk Negeri Gersang kian membahana. Dari jendela kereta yang membawanya menuju istana, Putri Bersinida bisa melihat antusias rakyat mengharapkan ia segera melakukan kebiasaannya itu.
Putri cantik itu berkali beringsut. Biasanya pada jam-jam seperti ini ia sudah bersin sebanyak enam kali. Tapi mengapa di Negeri Gersang ini ia tidak merasakan gejala itu?
"Lihatlah, Adinda, rakyatku sudah tidak sabar ingin melihat hujan turun," Pangeran Azman yang duduk di sebelahnya tersenyum.
"Tapi Kanda, udara di negeri ini sangat panas, dan itu membuat kebiasaan bersinku---mendadak sirna."
***
Sudah tiga hari ini Putri Bersinida berada di Negeri Gersang. Tapi kebiasaan bersinnya tidak juga muncul. Karena khawatir Pangeran Azman kecewa, Putri Bersinida berusaha mendatangkan bersin itu dengan berbagai cara.
Ia banyak minum air es agar terserang pilek. Berendam air dingin di kolam istana berlama-lama. Juga duduk di luar istana sampai larut malam. Berjalan-jalan di tempat yang berdebu. Ia berharap hidungnya gatal lalu bersin-bersin.Â
Tapi usaha yang dilakukan tidak juga berhasil. Bersin yang ditunggu-tunggu tak juga muncul.
Rakyat Negeri Gersang mulai kecewa. Mereka berdiri bergerombol di halaman istana. Â
Melihat hal itu Putri Bersinida tampak bingung dan sedih.