Mohon tunggu...
Ekriyani
Ekriyani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pembelajar di universitas kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita Hijrah

9 Mei 2019   01:24 Diperbarui: 9 Mei 2019   03:55 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Desir angin masuk lewat celah ruang di rumahku
Bisikkan salam, kita hijrah
Samar aku dengar tak paham maknanya
Lalu, kubuka jendela
Hembusan angin datang menyapa
Lewat senyum terindahnya
Kita hijrah, waktunya sudah tiba
Aku bertanya dalam hati
Ada apa ini?

Lalu kubuka pintu rumahku lebar-lebar
Berharap ada tamu datang membawa kabar
Meja kutata rapi
Lantai kusapu bersih dari segala kotoran
Biasanya mereka berserak
Hingga pakaian lahir dan batin kotor
Tak sempat terpikir untuk sekedar mencuci

Ia datang, membaca sepucuk pesan
Aku baca perlahan
Lengkap sebuah pesan panjang
Isinya sama, kita hijrah sayang
Dari kotoran di mata
Melihat dengan penuh cela
Dari kotoran mulut mencaci menjelekkan sesama
Dari tangan jahat, menulis penuh ancaman dan kebencian

Waktunya hijrah,
Tak mungkin cukup harta pendapatanmu untuk mencuci bahkan dari lidah busukku
Hari-hari umbar jahat atas nama pembelaan
Atas nama dukungan

Kita hijrah, mumpung Ramadan
Bila ia lewat,
tak mungkin sempat
Mungkin hari ini wakunya bertobat

(Sungai Limas, 9 Mei 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun