"Mbak Ganesha sudah menikah?" tanya Pak Lukman, "Maaf, kupikir masih gadis, karena Mbak Ganesha terlihat masih sangat muda"
"Saya sudah berusia 30 tahun Pak" kataku dengan paras tersipu, "Saya sudah berkeluarga, memiliki dua orang putri, suami saya bekerja di perusahaan swasta di dekat hutan ini. Nanti dialah yang akan menjemput kita menggunakan mobil sedan"
"Mbak Ganesha memangnya sudah lama bekerja di bidang Pariwisata?" tanya Pak Lukman.
"Belum Pak, ini baru sebulan. Saya bekerja part time di sini. Hanya sabtu minggu saja. Kalau hari biasa saya bekerja di kantor" jawabku.
Sejenak Pak Lukman menatap jaket dengan gambar halilintar yang kupakai, "PLN?"
"Iya Pak. Kebetulan saya diamanahi dalam Program Papua Terang. Semoga program ini berjalan lancar dan seluruh lapisan masyarakat Indonesia bisa menikmati listrik ya Pak" sahutku.
"Wah Mbak Ganesha ini inspiratif sekali. Bolehlah nanti ceritanya saya masukkan di Kompasiana. Saya saat ini sedang menulis tema Generasi Solutif, sepertinya cerita Mbak Ganesha cukup mewakili" sahut Bu Prita.
"Bu Prita penulis? Wahhh, saya juga ingin jadi penulis, tapi susah sekali merangkai kata-kata" sahutku.
Bu Prita tertawa pelan. Wajahnya tidak lagi setegang tadi.
"Bantuan motor dari Pak Anam, penjaga pintu hutan konservasi akan tiba. Tapi dia hanya menggunakan motor. Bagaimana jika penumpang pertamanya Kevin dan Bu Prita?" tawarku.
Semua anggota rombongan mengangguk.