Â
4. Tidak dalam keadaan haid atau nifas
Â
Seorang perempuan yang sedang haid atau nifas, maka puasanya tidak sah.
Namun, dalam ajaran Islam, perempuan yang mengalami haid dan nifas untuk mengganti puasanya di lain hari selain di bulan Ramadan. Dalilnya adalah hadits dari Mu'adzah, ia pernah bertanya pada 'Aisyah radhiyallahu 'anha.
Dari Mu'adzah dia berkata, "Saya bertanya kepada Aisyah seraya berkata, 'Kenapa gerangan wanita yang haid mengqadha' puasa dan tidak mengqadha' shalat?' Maka Aisyah menjawab, 'Apakah kamu dari golongan Haruriyah? ' Aku menjawab, 'Aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya.' Dia menjawab, 'Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha' puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha' shalat.
Â
5. Bermukim      Â
Orang yang bermukim atau tidak sedang melakukan perjalanan (musafir) tidak diwajibkan berpuasa
Allah Subhananu Wa'tala bersabda; "Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. (QS. Al-Baqarah: 185)
6.Kuat menjalankan ibadah puasa.