Mohon tunggu...
Eka MP
Eka MP Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis - Blogger

Pecandu Teh dan Penikmat Buku

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Meneladani Akhlak Mulia, Kecerdasan dan Kebijaksanaan Nabi Yusuf Alaihissalam

3 Mei 2021   21:34 Diperbarui: 3 Mei 2021   21:35 4913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nabi Yusuf alaihissalam termasyhur dengan ketampanannya. Pun dengan jalan hidup penuh liku-liku sejak kecil.  Menjadi sumber iri hati saudara-saudaranya hingga mendapat fitnah dari seorang istri raja. 

Kisah hidupnya diabadikan dalam sebuah surat di Al Qur'an, surat Yusuf yang terdiri dari 111 ayat. 

Meski Nabi Yusuf hidup di zaman yang lampau namun hingga kini pun kisah hidupnya masih relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. 

Mukjizat Kenabian

Berwajah tampan tak lantas membuatnya sombong atau memanfaatkan ketampanannya untuk mendapatkan kesenangan duniawi. 

Justru sebaliknya, memiliki sifat qanaah yang dalam Islam merupakan sifat yang menandakan rasa syukur seseorang. 

Qanaah merupakan sikap yang merasa cukup atas segala nikmat yang telah diberikan dan selalu ridho atas hasil yang telah didapatkan. Buktinya nampak sejak awal Yusuf as dijebloskan ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya saat melakukan perjalanan. Menjadi budak di kerajaan tak membuatnya putus asa. Akhlak mulia tetap terjaga.

Persiapkan Diri untuk Menghadapi Masa Sulit

Doc. Pribadi
Doc. Pribadi

Allah memberi ilmu kepada nabi Yusuf as berupa kemampuan menafsirkan mimpi. Kemampuan yang membawanya keluar dari penjara dan menduduki jabatan tinggi.

Ketika sang raja mendapat sebuah mimpi dan mencari penafsir namun tak satupun yang memuaskan hatinya, hingga nama nabi Yusuf muncul dalam perbincangan.

Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): 'Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang termuka, terangkanlah kepadaku tentang ta'bir mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpiku. Mereka menjawab: 'Itu adalah mimpi-mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak tahu takwil mimpi itu.' Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah beberapa waktu lamanya: 'Aku akan memberitahukan kepadamu tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya).' (Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru): 'Yusuf, hai orang yang amat dipercayai, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu agar mereka mengetahuinya.'"(QS. Yusuf: 43-46).

Mendengar cerita tentang mimpi sang raja yang disampaikan oleh seorang utusan, nabi Yusuf as menafsirkan mimpi tersebut dengan ilmu yang melekat padanya yang diberikan Allah. 

Yusuf menjawab, "Kamu harus bercocok tanam selama tujuh tahun secara terus menerus. dari hasil panen yang kamu sabit, simpanlah dengan tangkai-tangkainya; hanya sebagian kecil sajalah yang boleh kamu makan." (QS. Yusuf: 47)

"Selanjutnya nanti akan datang masa paceklik pada tujuh tahun berikutnya, yang akan menghabiskan persediaan yang kamu asingkan. Hanya sedikit saja yang dapat kamu sisakan" (QS. Yusuf: 48)

"Sesudah itu akan datang musim hujan, hasil pertanian melimpah ruah, sehingga orang dapat membuat anggur dan sari buah." (QS. Yusuf: 49).

Setelah mendengar penuturannya raja meminta Yusuf menghadapnya yang langsung ditolak dengan alasan ingin dibebaskan dari semua tuduhan yang membuatnya dipenjara. Fitnah yang dilancarkan istri raja yang menyebabkan nabi Yusuf dipenjara. 

Akhirnya para perempuan yang memfitnahnya mengaku dan nabi Yusuf pun dibebaskan. Bahkan diangkat sebagai menteri untuk mengatur agar tak sampai terjadi hal-hal yang diimpikan raja. 

Nabi Yusuf menerima jabatan tinggi bukan karena keserakahan atau kesombongan namun dengan jabatan tersebut bisa menolong rakyat dari kesusahan.

Prinsip mempersiapkan diri sebelum menghadapi kesulitan-kesulitan yang dilakukan oleh nabi Yusuf bisa diambil hikmahnya sebagai bekal kita menjalani hidup. 

Saat berjaya, berusia muda persiapan diri sebaik-baiknya untuk masa depan. Masa di mana usia tua menjadikan kita tak lagi produktif. Namun tak lantas menggantungkan hidup pada belas kasihan orang lain. 

Kelola keuangan dan kesehatan dengan baik. Manfaatkan waktu luas dengan maksimal. Hingga jika datang masa-masa sulit sudah ada persiapan. Setidaknya hidup tak terlalu berat untuk dijalankan.

Seperti terjadinya pandemi yang melanda dunia. Keuangan keluarga banyak yang porak-poranda. 

Beban hidup sehari-hari menjadi berlipat ganda. Jika kita sudah memiliki simpanan atau tabungan sebelumnya tentu masa-masa sulit seperti sekarang bisa dilewati meski dengan pengaturan ketat. 

Pengelolaan keuangan keluarga menjadi krusial. Berapapun pendapatan kita sudah selayaknya kita mengatur dengan sebaik-baiknya. Sediakan dana darurat yang hanya bisa digunakan saat benar-benar darurat. 

Seperti yang dikisahkan dalam surat Yusuf bahasa hasil panen hanya digunakan seperlunya sisanya disimpan. Maka jagalah mata dan hati dari godaan diskon di saat-saat menjelang hari raya seperti saati ini. 

Tunjangan Hari Raya (THR) sudah di tangan bukan berarti bebas belanja tanpa kendali. Masa pandemi belum berakhir. Persiapan diri seperti nabi Yusuf yang sangat ketat menjaga pengelolaan pangan di negerinya. 

Ikhlas Memaafkan 

Doc. Pribadi
Doc. Pribadi

Dia (Yusuf) berkata, "Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.

QS. Yusuf Ayat 92

Walaupun telah disia-sia dan disakiti oleh saudara-saudaranya sendiri nabi Yusuf as tidak menyimpan dendam sedikit pun. 

Akhlak yang mulia tercermin saat dengan tulus memaafkan setelah mendengar pengakuan dan rasa bersalah mereka. Bahkan memohon ampunan kepada Allah bagi mereka selama mau bertaubat dengan sungguh-sungguh. 

Memaafkan orang yang telah menyakiti kita bukan hal mudah. Akan tetapi menyimpan dendam hanya akan menyakiti diri sendiri. Membawa-bawa beban amarah dan kebencian bertahun-tahun tak pantas membuat hidup lebih baik. 

Sebaliknya beban itu memberatkan hati dan pikiran kita sendiri. Sayangilah diri sendiri, jangan membawa beban amarah dan sakit hati. Fokus saja pada masa depan untuk hidup penuh berkah dunia dan akhirat.

Salam

Eka Murti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun