Beban hidup sehari-hari menjadi berlipat ganda. Jika kita sudah memiliki simpanan atau tabungan sebelumnya tentu masa-masa sulit seperti sekarang bisa dilewati meski dengan pengaturan ketat.Â
Pengelolaan keuangan keluarga menjadi krusial. Berapapun pendapatan kita sudah selayaknya kita mengatur dengan sebaik-baiknya. Sediakan dana darurat yang hanya bisa digunakan saat benar-benar darurat.Â
Seperti yang dikisahkan dalam surat Yusuf bahasa hasil panen hanya digunakan seperlunya sisanya disimpan. Maka jagalah mata dan hati dari godaan diskon di saat-saat menjelang hari raya seperti saati ini.Â
Tunjangan Hari Raya (THR) sudah di tangan bukan berarti bebas belanja tanpa kendali. Masa pandemi belum berakhir. Persiapan diri seperti nabi Yusuf yang sangat ketat menjaga pengelolaan pangan di negerinya.Â
Ikhlas MemaafkanÂ
Dia (Yusuf) berkata, "Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang.
QS. Yusuf Ayat 92
Walaupun telah disia-sia dan disakiti oleh saudara-saudaranya sendiri nabi Yusuf as tidak menyimpan dendam sedikit pun.Â
Akhlak yang mulia tercermin saat dengan tulus memaafkan setelah mendengar pengakuan dan rasa bersalah mereka. Bahkan memohon ampunan kepada Allah bagi mereka selama mau bertaubat dengan sungguh-sungguh.Â
Memaafkan orang yang telah menyakiti kita bukan hal mudah. Akan tetapi menyimpan dendam hanya akan menyakiti diri sendiri. Membawa-bawa beban amarah dan kebencian bertahun-tahun tak pantas membuat hidup lebih baik.Â
Sebaliknya beban itu memberatkan hati dan pikiran kita sendiri. Sayangilah diri sendiri, jangan membawa beban amarah dan sakit hati. Fokus saja pada masa depan untuk hidup penuh berkah dunia dan akhirat.
Salam
Eka Murti