Politik selalu menemukan jalannya. Adagium ini ada benarnya, ketika jalan politik mempertemukan sosok Prabowo Subianto, Joko Widodo, Susilo Bambang Yudhoyono dan Puan Maharani di Akademi Militer (Akmil) Magelang Jawa Tengah, Kamis 27 Februari 2025.
Pertemuan empat negarawan di perhelatan parade senja retret pembekalan kepala daerah tersebut, sudah ditunggu-tunggu. Mengingat konstalasi poltik yang berkembang di ruang publik beberapa hari terakhir ini.
Pertemuan dalam bentuk dokumentasi bersama, memperlihatkan keempat negarawan yang tampak gagah menggunakan atribut komponen cadangan (komcad) dengan latar belakang foto Presiden pertama RI Sukarno dan Bendera Merah Putih.
Presiden Prabowo diapit oleh Jokowi selaku Presiden ke-7, Puan Maharani selaku Ketua DPR RI yang juga anak dari Megawati Soekarnoputri selaku Presiden ke-5. Serta SBY selaku Presiden ke-6 Republik Indonesia.
Pertemuan empat negarawan tersebut dari aspek komunikasi politik, memberi pesan yang positif bagi stabilitas politik di negeri ini. Dari dimensi simbolik, memberi pesan bahwa segregasi politik sesungguhnya tidak ada.
Dari dimensi struktur memberi pesan bahwa, lewat pertemuan itu sebagai negarawan saling mengakui, jika kehadiran mereka memiliki dampak besar bagi kepentingan bangsa.
Terutama dalam menjaga semangat persatuan yang mudah mengalami resistensi. Baik karena gonjang-ganjing politik, maupun post truth berupa adanya informasi hoaks dan fitnah.
Hal itu diakui oleh Prabowo, atas kehadiran para negarawan di Akmil Magelang. Terutama sosok SBY dan Jokowi yang menegaskan soal kesinambungan kepemimpinan nasional. Serta komitmen dalam menjaga stabilitas dan persatuan bangsa.
Kita meyakini niat baik pertemuan empat negarawan, semata-mata untuk mewujudkan persatuan bangsa. Ya, persatuan yang sempat terdegradasi, ketika hingar bingar politik mendominasi ruang publik dan mempolarisasi sesama anak bangsa.
Kebersamaan yang diperlihatkan tersebut adalah sebuah keniscayaan politik untuk kebaikan bangsa. Komitmen untuk bersama-sama menjaga persatuan bangsa, yang datang dari kesadaran yang tulus dari empat negarawan tersebut.