Mohon tunggu...
Efi RiyantiSPd
Efi RiyantiSPd Mohon Tunggu... Lainnya - Semangat belajar dan tumbuh.

💐Semangat belajar dan tumbuh.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suami Mendua!

20 September 2021   00:09 Diperbarui: 20 September 2021   00:25 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Lho! Sebentar!  Coba tarik napas, Mbak Hasna sedang ada masalah, ya? Ceritakan seperti biasanya," kucoba menenangkan.

"Ya, Mbak. Mau cerita, tak ceritakan semuanya, ya."

"Siap, aku selalu jadi pendengar yang baik," imbuhku.

Akhirnya, Mbak Hasna menceritakan permasalahan yang sedang dialaminya. Suami Mbak Hasna selingkuh dengan perempuan di komplek sebelah. Suaminya merasa kalau Mbak Hasna sebagai istri tidak lagi memperhatikannya. Setelah kelahiran anak kedua dan kebetulan diberi kepercayaan anak kembar. Mbak Hasna lebih sibuk dari biasanya. Merawat badan sendiri saja Mbak Hasna tidak terlalu diperhatikan. Mbak Hasna berfikir, suaminya dapat mengerti dengan keadaan saat ini. Yang terpenting, di saat suaminya akan berangkat kerja sebagai istri ia sempat mengurus semua keperluan suami dan mempersiapkan menu makan. 

Ternyata pemikiran Mbak Hasna salah. Justru suaminya merasa kalau Mbak Hasna tidak perhatian. Suami Mbak Hasna curhat kepada teman perempuan. Mencari-cari perhatian dari perempuan lain sampai akhirnya menjalin cinta. Bahkan, mereka berani kencan sekadar makan malam di luar. Sebenarnya, Mbak Hasna sudah mengetahui gelagat perselingkuhan mereka. Mbak Hasna hanya diam. Anggap saja tidak mengetahui apapun. Karena Mbak Hasna malas berdebat dengan suami. Di sisi lain, ada anak-anak yang belum mengerti permasalahan kedua orang tua. Ia tidak ingin anak-anak mendengar perselisihan kedua orang tuanya.

Suami Mbak Hasna bekerja pagi hingga sore hari. Ketika suaminya sedang bekerja, Mbak Hasna langsung menghubungi keluarga di kampung dan meminta kakaknya untuk jemput secepatnya. Keesokan harinya, kakak Mbak Hasna datang dan langsung pergi tanpa memberitahu suami, kalau ia dan anak-anak akan pulang kampung. Waktu itu Mbak Hasna hanya menitipkan kunci kontrakan di Ibu Diah selaku pemilik rumah. Mbak Hasna sudah tidak sanggup dengan perlakuan suaminya. 

Setelah suami mengetahui kepergiannya. Suami Mbak Hasna langsung menyusul ke kampung dengan niat akan membawa kembali dia dan anak-anak keperantauan. Suaminya marah besar, karena pergi tanpa pamit. Mulailah di kampung dia dan suami bertengkar besar tentang prahara rumah tangganya. Pihak keluarga ikut turun tangan menengahi pertengkaran.

Mbak Hasna meminta waktu dua minggu untuk berpikir. Memaafkan suami dan mempertahankan rumah tangga yang sudah terjalin tujuh tahun lamanya atau menyudahi semuanya. Mbak Hasna mempersilahkan suami pulang terlebih dahulu ke rumah orang tuanya. Jeda dua minggu, memberikan dia dan suami saling introspeksi diri, melihat kekurangan dan kelebihan masing-masing. 

Mbak Hasna merasa sudah tidak ada rasa terhadap suami. Kekecewaan yang diterima menjalar sampai ke hati. Saat ini yang Mbak Hasna ingat, ada tiga anak kecil yang masih membutuhkan kasih sayang penuh dari kedua orang tua. Mbak Hasna lebih mendekatkan diri kepada Yang Kuasa, menguatkan untaian doa, dan memohon petunjuk-Nya. Jikalau dipersatukan lagi dengan suami, mantapkan hati untuk bersatu. Jika ditakdirkan untuk bercerai, berilah kemudahan dan ketegaran hati.

Tak terasa dua minggu berlalu begitu cepat. Suaminya datang kembali menemui Mbak Hasna dan keluarga. Memohon agar Mbak Hasna memberikan kesempatan kedua untuk melanjutkan hidup bersama, memperbaiki kesalahan yang telah terjadi, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Mbak Hasna pun mengiyakan permintaan suaminya. Mbak Hasna memberi kesempatan kedua berumah tangga bersama suaminya. Harapan Mbak Hasna, semoga ini keputusan terbaik untuk Mbak Hasna dan keluarga kecilnya.

Aku tercengang-cengang mendengar cerita Mbak Hasna. Suaminya pendiam, namun, sampai hati menodai rumah tangganya. Ujian begitu berat yang dihadapi Mbak Hasna. Ada yang mengganjal dipikiranku. Dulu, Mbak Hasna pernah berkata, "Aku selalu memaafkan kesalahan suami, apapun itu. Kecuali, perselingkuhan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun