Mohon tunggu...
Effendy Wongso
Effendy Wongso Mohon Tunggu... Penulis - Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Jurnalis, fotografer, pecinta sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Belajar Tak Menambah Derita yang Tak Diperlukan

4 Maret 2021   16:29 Diperbarui: 4 Maret 2021   16:42 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi Belajar Tak Menambah Derita yang Tak Diperlukan. (wallpapersafari.com)

Tulisan ini dicukil dari tulisan tuan tak rupawan
bukan siapa-siapa, dan tidak ada apa-apa
hanya coretan alit tak berarah
seperti senoktah benih puspa yang ditiup bayu
lalu jatuh di tanah

Seperti yang termaktub di dalamnya
bukan sesuatu yang istimewa
dan tak ada yang dapat dibanggakan
: klise seperti lenguh para tuan dan puan di parlementaria

Mungkin coretan itu hanya dapat dipahami para resi
yang tengah melangkah dalam titian nirwana
maaf, kami hanya melangkah
melangkah dan terus melangkah
: karena semuanya kosong tanpa makna!

"Maka kalau celaan datang, siap introspeksi diri. Tak bereaksi berlebihan, apalagi sampai benci," demikian guratan tanpa ketus, seperti ritme yang sunyi

Lantas, guratan menoreh dalam partitur yang sama
"Begitu pun  kalau pujian datang, juga tak harus terjungkal kehilangan kesadaran!"

Epilog guratan dalam pena digital itu
bagai saif menikam kesadaran dalam torehan tajam
meskipun kembali dalam riak yang sama

"Karena pada akhirnya, semua akan berlalu. Semua hanya gejala sesaat. Lakukan terus kebajikan, tak usah mencemaskan akhirnya!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun