Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cabut Status Kewarganegaraan Habib Rizieq, Perlu Nyali Besar

11 Juni 2019   06:36 Diperbarui: 11 Juni 2019   06:48 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Habib Rizieq. Foto | Tribunnews.com

Semasa hidupnya, Mufti Betawi berhasil menulis karya sebanyak 109 buah. Dalam memutuskan suatu perkara ia dikenal sangat tegas. Tak heran kalau ulama-ulama asli Jakarta yang ada sekarang sangat mengagumi sosok Mufti Betawi dan menjadikannya guru teladan.

Lihat prestasi Syeikh Abdul Hamid Asahan. Nama lengkapnya Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud. Lahir di Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara, tahun 1298 H (1880). Sejak kecil ia belajar kepada saudara iparnya yang bernama Haji Zainuddin.

Setelah itu belajar kepada ulama termasyhur di Asahan bernama Syeikh Muhammad Isa, mufti Kerajaan Asahan.  Syeikh Muhammad Isa menganjurkan Abdul Hamid untuk menimba ilmu ke Mekah.

Pasalnya, Abdul Hamid memiliki talenta untuk menjadi ulama. Sampai di Mekah, Abdul Hamid Asahan langsung diterima belajar di halaqah Syeikh Ahmad Al-Fathani.

Sayang, dua tahun kemudian Syeikh Ahmad Al-Fathani meninggal dunia (1325 H/1908). Walau berinteraksi hanya sekitar dua tahun, rasa kasih sayang Syeikh Ahmad Al-Fathani begitu kuat. Abdul Hamid Asahan kemudian berguru pada Syeikh Ahmad Khathib bin Abdul Lathif Minangkabawi.

Proses belajar ini sempat terganggu karena meletusnya Perang Dunia I (1914 - 1918). Ia terpaksa pulang ke Tanjung Balai Asahan. Abdul Hamid kemudian mendirikan Madrasah 'Ulumil 'Arabiyah. Seiring berjalannya waktu, madrasah ini berkembang pesat dan menjadi termasyhur di Sumatera Utara.

Abdul Hamid Asahan melengkapi hidupnya dengan menulis berpuluh-puluh buku. Ia wafat pada 10 Rabiul Akhir 1370 (18 Februari 1951).

Lihat prestasi Syeikh Muhammad Mukhtar Al-Bughri. Lahir di Bogor, Jawa Barat, pada 14 Sya'ban 1278 (14 Februari 1862). Nama lengkapnya Muhammad Mukhtar bin Atharid Al-Bughri Al-Batawi Al-Jawi. Pendidikan agamanya didapat langsung dari orang tuanya. Semasa muda, ia telah mampu menghafal Al-Qur'an. Tahun 1299 Hijrah ke Betawi (Jakarta) untuk menimba ilmu kepada Sayyid Utsman.

Tidak puas juga, ia kemudian menuju ke Mekah.Selama di Mekah, Mukhtar Al-Bughri belajar kepada ulama termasyhur,  Syeikh Ahmad Al-Fathani.

Ia juga diberi kesempatan untuk mengajar di Masjidil-Haram selama 28 tahun. Setiap kesempatan mengajar, ia selalu dikelilingi sekitar 400-an muridnya. Semasa hidupnya telah menulis berpuluh-puluh karya. Mukhtar Al-Bughri wafat di Mekah pada 17 Shafar 1349 (13 Juli 1930).

Ulama-ulama dulu dan sekarang memang berbeda dalam mengukir prestasi bagi bangsa. Ulama dulu bagai jarum dan benang yang tak dapat dipisahkan. Ketika jarum dimanfaatkan untuk menjahit pakaian, maka benang di belakangnya ikut berperan. Benang menjadi perekat dan penguat. Begitulah pemimpin dan pengikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun