Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Social Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya. Tiga buku terakhir nya: (1) 'Membaca Identitas, Multirealitas dan Reinterpretasi Identitas: Suatu Tinjauan Filsafat dan Psikologi' (Gramedia Pustaka Utama, 2023); (2) 'Teori Peran, Konsep, Derivasi dan Implikasi di Era Transformasi Sosio-Digital' (Zifatama Jawara, 2025), dan (3) 'Kecerdasan Jamak, Keberagaman dan Inklusivitasnya' (Zifatama Jawara: 2025).

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Jejak Ayah yang Hilang: Mengulik "Daddy Issues" dalam Diri Sendiri

11 September 2025   12:34 Diperbarui: 11 September 2025   15:08 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daddy issues cukup banyak dialami masyarakat Indonesia karena kurangnya peran ayah dalam pengasuhan. Psikolog ungkap penyebab dan dampaknya bagi anak.(Sumber: Kompas.com, 11/09/2025)

Istilah "daddy issues" telah meresap ke dalam leksikon budaya populer, seringkali digunakan secara serampangan untuk melabeli perempuan yang dianggap memiliki masalah dalam relasi romantis.

Namun, di balik label yang simplistis ini, tersembunyi sebuah fenomena psikologis yang dampaknya telah terkonfirmasi oleh berbagai penelitian global. Ini bukan sekadar isu individu, melainkan gejala dari sebuah kekosongan struktural dalam keluarga dan masyarakat yang jejaknya terekam jelas dalam data.

Artikel ini akan mengulas bagaimana data empiris mengenai dampak ketiadaan figur ayah dapat dibedah melalui pisau analisis psikoanalisis dan psikologi pascamodern untuk membongkar akar masalah yang sebenarnya.

Gema Ketiadaan Ayah dalam Data Global

Jauh dari sekadar anekdot, dampak psikologis dari ayah yang "absen"---baik secara fisik maupun emosional---merupakan sebuah realitas yang terukur. Sebuah meta-analisis yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Bulletin oleh Paul R. Amato (2001) dalam artikelnya "The Consequences of Divorce for Adults and Children" menunjukkan secara konsisten bahwa anak-anak, terutama perempuan, yang tumbuh tanpa keterlibatan ayah yang positif (hadir secara real) memiliki risiko lebih tinggi mengalami kesulitan psikologis.

Kesulitan ini mencakup tingkat kepercayaan diri yang lebih rendah dan masalah dalam membentuk hubungan yang aman dan stabil di masa dewasa. Data ini mengonfirmasi bahwa figur ayah bukanlah sekadar pelengkap, melainkan pilar krusial bagi fondasi psikologis anak.

Secara lebih spesifik, penelitian yang dilakukan oleh Danielle DelPriore dan rekan-rekannya dalam "Father absence and adult romantic relationships: A meta-analytic review" (2016) menemukan korelasi kuat antara ketiadaan ayah dengan strategi hubungan jangka pendek dan ketidakpercayaan pada pasangan romantis. Artinya, perempuan yang tumbuh dengan kekosongan figur ayah cenderung, secara tidak sadar, mencari validasi melalui hubungan yang kurang berkomitmen atau sebaliknya, menjadi sangat posesif karena takut ditinggalkan. 

Fenomena ini bukanlah sebuah "pilihan" sadar, melainkan sebuah respons adaptif terhadap luka masa kecil. Riset ini menyediakan bukti empiris bahwa "daddy issues" bukanlah mitos, melainkan sebuah pola perilaku yang berakar pada pengalaman relasi paling awal.

Luka Simbolik: Ayah sebagai Jangkar Realitas

Data yang dipaparkan di atas adalah manifestasi dari luka yang lebih dalam pada level struktur psikis. Psikoanalis Jacques Lacan memberikan perangkat teoretis yang tajam untuk memahami "bagaimana" kekosongan ini beroperasi. Menurut Lacan, peran ayah melampaui fungsi biologis; ia adalah representasi dari "Nama-Ayah" (Nom-du-Pre), sebuah fungsi simbolik yang memperkenalkan anak pada aturan, hukum, dan realitas sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun