Nah, pada saat anak-anak sudah meninggalkan rumah terdapat kesempatan yang luas untuk mengoptimalkan hubungan ini.
Misalnya dengan berlibur atau bepergian bersama, makan bersama, mengunjungi keluarga secara bersama-sama. Dengan demikian, hubungan emosional semakin baik karena tersedia waktu untuk melakukannya.
Keempat, lakukan aktivitas yang positif.
Setelah anak-anak pergi dari rumah, ada waktu lebih banyak untuk beraktivitas secara intens.
Kalau dulu, hanya melakukannya sambil lalu dan ketika ada waktu saja, kini orangtua bisa melakukannya lebih lama dan lebih serius.
Apalagi, misalnya, sudah memasuki masa purna bakti dari pekerjaan, kesempatan menekuni passion sendiri sangat terbuka.
Dengan melakukan aktivitas itu, maka rasa hampa dan rasa kesepian bisa dikurangi. Pikiran akan terfokus pada pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan. Kecemasan pada keadaan terhadap anak yang berada jauh di seberang juga bisa diminimalkan.
Kelima, masuki komunitas.
Keikutsertaan dalam suatu komunitas atau kelompok sangat penting dalam upaya mengatasi empty nest syndrome ini.
Keterlibatan dalam komunitas akan membawa orangtua ke dalam kesuntukan dalam aktivitas kelompok sehingga tidak ada lagi waktu untuk melamun atau bersedih hati.
Komunitas apa yang bisa dipilih? Ada banyak pilihan. Misalnya, komunitas jalan kaki. Ada banyak komunitas seperti ini; ada yang terorganisasi dengan baik, ada juga yang diawali dengan hobi jalan-jalan bersama saja tanpa ikatan.