Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenal "Empty Nest Syndrome" pada Orangtua dan Cara Mengatasinya!

16 September 2022   14:37 Diperbarui: 16 September 2022   20:11 1209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sarang kosong| Dok Unsplash.com/Luke Brugger

Anak-anak yang sebelumnya selalu dalam pengasuhan dan berada di rumah bersama orangtua kemudian pergi meninggalkan orangtuanya.

Sebetulnya perasaan seperti kehampaan dan kehilangan ini menjadi hal biasa yang dihadapi oleh para orangtua yang ditinggal anak-anaknya.

Gejalanya antara lain, menangis secara diam-diam yang acapkali terjadi pada sang ibu. Bisa juga berwujud kehilangan gairah bekerja, hanya ingin duduk tanpa melakukan apa-apa. Orangtua merasa perannya sebagai orangtua telah berakhir.

Ini akan berlangsung terutama beberapa saat setelah kepergian anak-anak, dan kemudian akan berkurang secara perlahan-lahan bersamaan dengan bergulirnya waktu. Ini akan terjadi kalau orangtua mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada.

Tetapi kalau sindrom ini dirasakan secara terus-menerus bahkan sudah sampai menimbulkan depresi, maka tentu saja mesti dikonsultasikan dengan psikiater atau psikolog.

Merasa tak ada lagi yang diurus dan disayangi di rumah (Sumber gambar:debbiehipster.wordpress.com).
Merasa tak ada lagi yang diurus dan disayangi di rumah (Sumber gambar:debbiehipster.wordpress.com).

Cara Mengatasinya

Lalu, bagaimana upaya orangtua yang mengalami sindrom ini mengatasinya? Mari kita bahas lebih lanjut.

Pertama, menerima kenyataan.

Bahwa perubahan pasti akan terjadi dan terus berlangsung, yang kekal hanyalah perubahan. Kalau sebelumnya orangtua selalu bisa bersama-sama dengan anak-anak: mengasuh, mendidiknya, dan menyayanginya dari dekat, kini tidak bisa lagi.

Tidaklah mungkin bagi orangtua "mengikat" anak-anaknya agar tetap di rumah seumur hidup. Ada saatnya anak mandiri dan menghadapi semua rintangan dan tantangan di hadapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun