Hal yang unik pada Arsitektur Lawang Sewu
Pertama, arsitek bangunan ini adalah C. Citroen, yaitu orang Belanda dan menunjuk perusahaan pelaksananya, yaitu J.F. Klinkhamer dan B.J. Quendag.Â
Peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan pada tahun 1904 dan selesai keseluruhan pembangunannya pada tahun 1919.
Kedua, Banyak material bangunan seperti ubin (lantai), genting, kaca, dan banyak lainnya, didatangkan langsung dari negeri Belanda.Â
Sedangkan bahan baku semen yang digunakan berasal dari Semen Padang. Hal itu terlihat dari warnanya yang agak keputihan dan banding pabrik lainnya yang cenderung berwarna abu-abu gelap.
Ketiga, kecerdasaan arsiteknya dalam membangun gedung Lawang Sewu ini patut diapresiasi tinggi. Semua presisi dengan perhitungan matematika yang sangat akurat. Mulai perencanaan sampai tata-letak termasuk membangun ruang bawah tanah yang diisi air sungai yang terletak dan mengalir di sisi bangunan.
Keempat, semua fungsi mulai dari sistem pengairan talang air hujan, pencegahan lapuknya kayu karena kelembaban pada gawang pintu dengan lapisan timah, pencahayaan, dan engsel pintu yang menyesuaikan perubahan suhu sehingga pintu tidak macet saat dibuka dan ditutup di musim hujan atau panas.
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan, hal yang diulas tersebut di atas memanglah benar. Meskipun sudah direstorasi di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa material bangunan masih bisa dikatakan orisinil sampai sekarang.