Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lawang Sewu, Antara Pesona Sejarah dan Mitos Keangkerannya

20 September 2025   12:27 Diperbarui: 20 September 2025   14:14 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan Bangunan Lawang Sewu di Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah. (Sumber gambar : Dokumen pribadi)

Hal yang unik pada Arsitektur Lawang Sewu

Pertama, arsitek bangunan ini adalah C. Citroen, yaitu orang Belanda dan menunjuk perusahaan pelaksananya, yaitu J.F. Klinkhamer dan B.J. Quendag. 

Peletakan batu pertama pembangunannya dilakukan pada tahun 1904 dan selesai keseluruhan pembangunannya pada tahun 1919.

Penulis dan tim eksplorasi ruang bawah tanah di Lawang Sewu, Semarang. (Foto : Dokumen pribadi)
Penulis dan tim eksplorasi ruang bawah tanah di Lawang Sewu, Semarang. (Foto : Dokumen pribadi)

Kedua, Banyak material bangunan seperti ubin (lantai), genting, kaca, dan banyak lainnya, didatangkan langsung dari negeri Belanda. 

Sedangkan bahan baku semen yang digunakan berasal dari Semen Padang. Hal itu terlihat dari warnanya yang agak keputihan dan banding pabrik lainnya yang cenderung berwarna abu-abu gelap.

Ketiga, kecerdasaan arsiteknya dalam membangun gedung Lawang Sewu ini patut diapresiasi tinggi. Semua presisi dengan perhitungan matematika yang sangat akurat. Mulai perencanaan sampai tata-letak termasuk membangun ruang bawah tanah yang diisi air sungai yang terletak dan mengalir di sisi bangunan.

Bandingkan perbedaan teknik pemasangan engsel di pintu. Atas rumah masa kini, dan bawah engsel klem di Lawang Sewu. (Foto : dokumen pribadi)
Bandingkan perbedaan teknik pemasangan engsel di pintu. Atas rumah masa kini, dan bawah engsel klem di Lawang Sewu. (Foto : dokumen pribadi)

Keempat, semua fungsi mulai dari sistem pengairan talang air hujan, pencegahan lapuknya kayu karena kelembaban pada gawang pintu dengan lapisan timah, pencahayaan, dan engsel pintu yang menyesuaikan perubahan suhu sehingga pintu tidak macet saat dibuka dan ditutup di musim hujan atau panas.

Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan, hal yang diulas tersebut di atas memanglah benar. Meskipun sudah direstorasi di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa material bangunan masih bisa dikatakan orisinil sampai sekarang.

Perbedaan teknik gawang pintu dari lantai. Kiri, rumah saat ini. Kanan, Lapisan timah antara kayu gawang dan lantai. ( Foto: Dokumen pribadi)
Perbedaan teknik gawang pintu dari lantai. Kiri, rumah saat ini. Kanan, Lapisan timah antara kayu gawang dan lantai. ( Foto: Dokumen pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun