Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Lawang Sewu, Antara Pesona Sejarah dan Mitos Keangkerannya

20 September 2025   12:27 Diperbarui: 20 September 2025   14:14 1232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak depan Bangunan Lawang Sewu di Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah. (Sumber gambar : Dokumen pribadi)

Lorong bawah tanah yang seharusnya untuk mendinginkan suhu ruangan di bagian atas agar tidak panas dan juga untuk menjaga pondasi bangunan tidak bergerak saat musim panas di Indonesia pada masa itu, berubah menjadi ruang tahanan dan penyiksaan para pejuang yang ditangkap Jepang.

Hal itu juga terjadi pada orang Belanda sendiri yang banyak terbunuh dan disiksa di ruang bawah tanah tersebut. Tidak peduli mereka wanita atau pria, semua akan diperlakukan sama. Konon, menurut cerita banyak korban terutama banyak Noni Belanda (gadis) yang menjadi korbannya.

Tidak heran, sering masyarakat ada hantu wanita Belanda berpakaian serba putih atau suara wanita yang menangis di waktu malam. Besar dugaan, itu adalah arwah gentayangan yang jadi korban pembunuhan di masa perang dengan Jepang

Akses masuk ke lorong bawah tanah di Bangunan Lawang Sewu, Semarang. (Sumber gambar : Dokumen pribadi)
Akses masuk ke lorong bawah tanah di Bangunan Lawang Sewu, Semarang. (Sumber gambar : Dokumen pribadi)

Belum lagi cerita yang menyeramkan di saat masa pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia). Banyak dari masyarakat yang tidak bersalah yang dibunuh, dipenggal dan dibiarkan mati kelaparan di ruang bawah tanah yang penuh air, lembab, tanpa ada penerangan dan pemberian makanan.

Tidak ada data yang pasti tentang banyaknya jumlah korban yang mati di ruang bawah tanah tersebut sampai sekarang. Mungkin juga, semua itu dirahasiakan agar cerita akan keangkeran yang tidak jelas di di bangunan Lawang Sewu tidak menyebar luas di masyarakat kita.

Foto orang Belanda dan pribumi yang berkerja di NIS ( Lawang Sewu), Semarang, Jawa Tengah saat masa penjajahan. (Foto dari dokumen Lawang sewu)
Foto orang Belanda dan pribumi yang berkerja di NIS ( Lawang Sewu), Semarang, Jawa Tengah saat masa penjajahan. (Foto dari dokumen Lawang sewu)

Lokasi Lawang Sewu ini juga pernah dijadikan lokasi syuting film Indonesia yang berjudul "Lawang Sewu : Dendam Kuntilanak" dan dirilis pada tahun 2007. Film yang berdurasi 112 menit itu dibuat dalam tiga Bahasa, yaitu Indonesia, Belanda dan Jawa.

Setelah sekian tahun, ternyata masih juga ada salah satu Stasiun Televisi Swasta tanah air yang pernah menampilkan Program Uji Nyali untuk mengetahui apakah benar di Lawang Sewu, khususnya di ruang bawah tanah ada penunggunya apa tidak.


Program itu justru hanya menambah mitos keangkeran Bangunan Lawang Sewu di masyarakat. Apalagi dibumbui cerita yang kebenarannya belum terbukti bahwa setelah penayangan program uji nyali tersebut, orang yang berani dan bersedia menjadi pesertanya, dikabarkan meninggal dunia setelah beberapa waktu kemudian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun