Mohon tunggu...
Dyon Agung
Dyon Agung Mohon Tunggu... Pegawai -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepingan Mimpi

19 Februari 2016   17:12 Diperbarui: 19 Februari 2016   17:21 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sesaat, aku melambung perlahan mengikuti deru waktu.
Menyusut membentangkan masa yang mengulurkan tangan nya perlahan.
Menghanyutkan dalam diam.

Pelita itu temaran membentuk siluet samar yang berpendar kesana kemari tiada henti.
Indah dari kejauhan.

Aku tidak ingin memilikimu wahai bayangan.
Aku tahu kamu hanya ilusi yang mengikuti tiap kali aku mulai mencoba bernafas.
Biasanya kita berpapas lalu membumbung bersama dan berhempasan menjauh.
Sesekali bertemu kemudian menghilang.
Bisakah kita berdamai saja?

Dirimu indah sesosok temaram abadi yang berlarian mengikuti waktu menari membumbung menyapaku sesekali.
Kemudian pergi melintas memberi senyum yang perlahan menghilang bersambut bayang.
Paduan antara kita hanya sebatas potongan kecil impian lara seperti pujian doa sebelum tidur membuai nyata jadi helaian ringan sementara.

Aku dengan senang hati beralih dunia meski hanya sesaat saja.
Karena aku miliki dirimu di dunia yang hanya ada aku sosok disana.

 

~ Prillyananta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun