Pasalnya, setelah kabar penangkapan itu keluar, akun yang mengaku "Bjorka" masih aktif di media sosial.
Postingan baru muncul, gaya bahasanya sama, dan ritme komunikasinya mirip seperti sebelumnya.
Ini menimbulkan dua kemungkinan:
1. Yang ditangkap bukan Bjorka asli, melainkan pihak yang hanya menjual data atau berinteraksi dengan Bjorka.
2. Bjorka sebenarnya adalah identitas kolektif, yang digunakan oleh lebih dari satu orang.
Bukan hal aneh dalam dunia siber jika satu nama digunakan oleh beberapa anggota kelompok.
Dengan begitu, walaupun satu orang tertangkap, jaringan di belakangnya tetap berjalan.
---
Benarkah Ada Unsur Politik?
Kecurigaan publik semakin menguat ketika penangkapan Bjorka diumumkan tak lama setelah muncul gelombang demo di berbagai kota.