Oleh: Dwi Lestari Wiyono
Mikaela Aelo Joseph ...
Mikaela Aelo Joseph ....
"Siapa ...? Siapaaa ...! Siapa kau yang memanggil namaku?
Mikaela Aelo Joseph.
***
Aku tak mengerti bagaimana kejadian ini bermula atau berawal. Aku betul-betul tidak dapat mengingatnya secara pasti. Pria itu begitu melekat, membekas, meninggalkan jejak dalam ingatan. Sebenarnya, Siapa pria itu? Ia telah berhasil membuatku mati penasaran kikuk berdiri. Pria asing, Apakah kita akan berjumpa kembali?
Mikaela Aelo Joseph - sebuah nama, namaku tepatnya yang aku sebut dengan bangga bagaikan mantra termasyhur. Mikaela Aelo Joseph namaku, Mikaela Aelo Joseph pemberian ibu Ratih terkasih. Aku menyukainya. Teramat. Sangat.
Aku seorang pria kotor. Pria beraliran hitam. Pria ternoda yang tak pernah menyebutkan nama Tuhannya secara layak dan benar sebagaimana adanya. Aku bukan orang suci, itu sudah jelas. Entah sampai kapan aku harus mengenakan topeng ini; bersandiwara. Memuakkan. Demi alasan sosialkah, sebuah kepantasan. Atau ini memang sejatinya pencitraan membuat orang yang memandang kita terkesan untuk pertama kali lalu tanpa kompromi langsung jatuh hati tanpa ragu menambatkan cinta tulusnya pada kita. Aku bersandiwara secara berulang. Monoton. Tuhannnnn ... cabut saja nyawaku.
***