Oleh Dwi Ananda Nurmaulydina [202110230311027]
Overthinking termasuk kedalam psychological disorder atau gangguan psikologis karena dapat membuat kecemasan (anxiety) pada penderitanya. Seseorang yang memiliki overthinking berlebih dapat menimbulkan sakit secara fisik. Overthinking juga sering disebut paralysis analysis, dimana orang tersebut terus menerus memikirkan suatu permasalahan tanpa menemukan solusi.Â
Berdasarkan hasil survey, overthinking lebih sering di alami oleh mahasiswa. Overthinking sering kali muncul secara tiba-tiba terutama pada malam hari. Lingkunganlah terkadang yang menjadi pemicu utama munculnya overthinking.
Penyebab overtinking ada bermacam-macam, pada umumnya terjadi ketika seseorang sedang mempertimbangkan suatu keputusan, memprediksikan masa depan, atau merefleksikan apa yang telah terjadi seperti halnya memikirkan kapan berakhirnya masa pandemi covid-19. Masyarakat yang memiliki overthinking berlebihan cenderung merasakan stress sehingga akan berdampak pada aktivitas sehari-harinta. T
idak hanya itu, masyarakat yang memiliki kesulitan dalam ekonomi ataupun tempat tinggal, sangat rentang mengalami overthinking atas keberlangsungan hidupnya, setiap hari pikiran mereka hanya akan diisi oleh hal hal yang negatif akan kebutuhan hidup diri sendiri serta keluarga mereka.Â
Tekanan-tekanan tersebut sangat berpotensi memunculkan gejala dari gangguan psikologis seperti kecemasan, depresi, kesedihan dan rasa putus asa. Disaat pandemi covid-19 ini, Â masyarakat harus menghadapi untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan serta kebiasaan yang baru.Masyarakat dituntut untuk tetap menjaga kualitas hidup, dengan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Overthinking menimbulkan rasa cemas, gelisah, stress dan bahkan tidak fokus. Akibat dari overthinking yaitu :
*Tidak percaya diri
*Stress
*Kurang motivasi
*Negative thinking