Mohon tunggu...
Dwi Klarasari
Dwi Klarasari Mohon Tunggu... Administrasi - Write from the heart, edit from the head ~ Stuart Aken

IG: @dwiklara_project | twitter: @dwiklarasari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Lukisan Cinta Pertama Olin

17 November 2020   10:56 Diperbarui: 17 November 2020   11:04 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: cottonbro -- www.pexel.com

"Aduh! Kalian kok enggak ada yang kasih tahu aku, sih?" Olin membalas dengan nada kecut.

"Soridorimoriiii Olin..., kami beneran lupa! Kami kira Trias sudah ngasih tahu. Kalian kan tetanggaan," teriak Karen dengan gaya teaternya.

Melihat lucunya gaya Karen yang membungkuk takzim kepadanya, Olin pun kembali tersenyum. "Iya, makasih ya!"  

"Santai aja kali Bu, sekarang kan masih Selasa. Pakai foto seadanya aja. Jangan ikut-ikut si Priska. Foto dia mah terlalu cantik!" kalimat Rosi membuat Priska melotot.

***

"Siapkan kertas dan peralatan gambar kalian!" suara Pak Pur membahana, "Pegang foto kalian masing-masing. Sebelum kalian melukis, saya akan periksa satu per satu. Mereka yang pinjam foto orang lain, silakan keluar kelas sebelum saya jewer!"

Sambil beranjak dari singgasananya Pak Pur membuka Pelajaran Seni Rupa dengan wejangan rutin, "Jangan sepelekan pelajaran Seni Rupa! Matematika dan Seni Rupa itu memiliki kedudukan sama penting. Suka atau tidak, kalian harus ikuti pelajaran saya dengan serius, tidak seenaknya saja. Seni itu berguna untuk keseimbangan perkembangan otak kalian. Matematika dipikirkan otak kiri, sedangkan seni diolah di otak kanan." 

Belum tuntas Pak Pur berkeliling kelas, Rinto dan Doni sudah menyatakan diri bersalah. Keduanya keluar dari kelas tanpa diminta. Ternyata Rinto dan Doni meminjam foto anak kelas sebelah.

"Yang fotonya sudah saya periksa, silakan mulai melukis!" seru Pak Pur lagi.

Dalam sekejap ruang kelas 8C pun senyap. Setiap anak dengan serius mencermati foto masing-masing dan mulai memindahkannya ke dalam kertas gambar.

Meskipun tidak terlalu terampil, dengan percaya diri Olin melukis wajah chic-nya dengan rambut lurus berponi. Dengan susah payah dilukisnya mata, hidung, dan bibirnya dengan teori-teori melukis yang pernah diajarkan Pak Pur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun