Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Antisipasi Portugal dan Faktor Kejutan Maroko

10 Desember 2022   13:21 Diperbarui: 10 Desember 2022   13:27 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Maroko merayakan kemenangan kontra Spanyol. Foto: AFP/Odd Andersen via Kompas.com

Dua laga perempat final antara Brasil kontra Kroasia dan Argentina kontra Belanda menghiasi keseruan piala dunia 2022.  Ada drama. Ada kejutan. Ada pula tangisan dan sukacita. 

Brasil secara mengejutkan tersingkir dari piala dunia setelah gagal dalam drama adu penalti. Sontak saja, tarian ria anak-anak Tim Samba berganti tangisan sedih meratapi kegagalan melajut ke semifinal. 

Sama halnya, Belanda yang secara dramatis membalikan defisit dua gol di menit-menit akhir babak kedua juga gagal lolos lewat drama adu penalti. 

Tensi tinggi menghiasi laga kedua tim. Hujan kartu kuning melayang dari tangan hakim garis Antonio Mateo Lahoz untuk kedua tim. Tak tanggung-tanggung, Lahoz mencabut 16 kartu kuning dan mengganjar 1 kartu merah. 

Artinya, laga perempat final bukan sekadar pertanding. Ini mengenai nama negara yang melekat di baju para pemain.  

Tertinggal dua laga di perempat final, yakni antara Perancis kontra Inggris dan Portugal kontra Maroko. 

Laga antara Perancis dan Inggris bisa berlangsung seru dan panas apabila menimbang kekuatan yang dimiliki oleh kedua tim. Sangat sulit untuk memprediksi tim yang tembus semifinal.  

Sementara itu, antara Portugal kontra Maroko diharapkan akan menghadirkan efek kejutan. Kejutan Singa Atlas, julukan Maroko yang menantang salah satu tim kuat Eropa, Portugal. 

Maroko menjadi satu-satunya tim asal Afrika yang bisa lolos ke babak perempat final. Ini merupakan pencapaian perdana Maroko dalam keterlibatan mereka di piala dunia. 

Tugas Maroko di perempat final taklah mudah. Tidak gampang menundukan Portugal yang melaju ke babak perempat final setelah menang besar kontra Swiss 6-1.

Maroko melaju berkat drama adu penalti kontra Spanyol. Kendati dikunci dan didominasi oleh permainan Spanyol, Maroko tetap solid.

Taktik Maroko lebih bertahan. Ketika ada peluang Hakimi Acraf dan kawan-kawan mencari celah untuk melakukan serangan balik. 

Taktik ini terbilang efektif karena Maroko mempunyai peluang yang sedikitnya mengancam daripada apa yang dilakukan Spanyol.  

Hal yang sama bisa kembali diterapkan Maroko saat bermain kontra Portugal.

Bermain bertahan serentak mencari celah melakukan serangan balik bisa menjadi bisa menjadi cara Maroko meredam Bruno Fernandes dan kawan-kawan.

Maroko sementara berada di level semangat yang tinggi. Mewakili benua Afrika dan dunia Arab, Maroko dinaungi oleh ekspetasi dan dukungan kuat untuk melaju ke babak selanjutnya. 

Hal ini menjadi salah satu faktor yang bisa membuat Maroko memberikan kejutan pada laga kontra Portugal. 

Hal ini bisa menjadi salah satu motor yang mendorong Maroko untuk tampil habis-habisan saat bermain kontra Portugal. Keberhasilan menyingkirkan Spanyol menunjukkan bahwa status favorit hanyalah prediksi di atas kertas, dan tak menjadi garansi satu-satunya di lapangan hijau. 

Tantangan Maroko adalah gaya permainan Portugal. Portugal bukanlah tim yang suka memegang bola di lini tengah. Bahkan Portugal cenderung tim yang menyerang dan juga lihai melakukan serangan balik.  

Bermain terbuka bisa menjadi petaka untuk Maroko. Terbukti, saat Portugal menghancurkan Swiss dengan skor 6-1.

Sebaliknya, bermain bertahan dan mencari celah untuk mencetak gol bisa dijadikan opsi yang pas. Maroko perlu meningkatkan kewaspadaan di lini belakang. 

Menjadi menarik kala laga ditentukan lewat titik penalti. Penentuan laga lewat titik penalti selalu bergantung pada mentalitas para pemain. 

Tekanannya begitu besar. Apabila tak kuat mental, pemain yang jago tendangan penalti bisa gagal. 

Hal yang sama terjadi pada Spanyol. Menurut Luis Enrique yang menjabat sebagai pelatih Spanyol di piala dunia bahwa setiap pemainnya melakukan 1000 kali latihan melakukan tendangan penalti. 

Pasalnya, Spanyol mempunyai trauma apabila laga ditentukan lewat adu penalti. Dua kali Spanyol kalah dengan cara yang sama di dua turnamen besar, yakni piala dunia 2018 dan piala Eropa 2020.

Belajar dari pengalaman itu, Enrique menginstruksikan anak-anak asuhnya melakukan latihan tendangan penalti. 

Namun, latihan para pemain Spanyol  berakhir hampa. Tiga penendangan pertama Spanyol gagal mencetak gol ke gawang Maroko.

Jadi latihan saja tidak cukup. Mentalitas para pemain sangatlah penting kala menghadapi drama tendangan penalti. 

Hal ini perlu menjadi kewaspadaan dan sekaligus antisipasi Portugal saat bertemu Maroko. Tak pilihan lain selain Portugal mesti memenangi laga sebelum ditentukan lewat drama adu penalti. 

Selain itu, Portugal juga mempersiapakn orang-orang yang tepat sebagai eksekutor di titik penalti. 

Pelatih Fernando Santos memang tak kekurangan pemain dalam hal urusan menjebol gawang lawan dari titik penalti. 

Formasi yang tepat dalam pengaturan eksekutor sangat menentukan dalam mana pemain terbaik  ditempatkan sebagai yang terdepan untuk memberikan model terbaik bagi eksekutor selanjutnya. 

Boleh saja di atas kertas Portugal unggul atas Maroko. Kendati demikian, Portugal sekiranya berkaca dari dua laga yang sudah terjadi di perempat final.

Kedua laga ditentukan lewat drama titik penalti. Ada hasil yang mengejutkan terjadi dari drama titik penalti. 

Salam Bola  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun