Menjadi menarik kala laga ditentukan lewat titik penalti. Penentuan laga lewat titik penalti selalu bergantung pada mentalitas para pemain.Â
Tekanannya begitu besar. Apabila tak kuat mental, pemain yang jago tendangan penalti bisa gagal.Â
Hal yang sama terjadi pada Spanyol. Menurut Luis Enrique yang menjabat sebagai pelatih Spanyol di piala dunia bahwa setiap pemainnya melakukan 1000 kali latihan melakukan tendangan penalti.Â
Pasalnya, Spanyol mempunyai trauma apabila laga ditentukan lewat adu penalti. Dua kali Spanyol kalah dengan cara yang sama di dua turnamen besar, yakni piala dunia 2018 dan piala Eropa 2020.
Belajar dari pengalaman itu, Enrique menginstruksikan anak-anak asuhnya melakukan latihan tendangan penalti.Â
Namun, latihan para pemain Spanyol berakhir hampa. Tiga penendangan pertama Spanyol gagal mencetak gol ke gawang Maroko.
Jadi latihan saja tidak cukup. Mentalitas para pemain sangatlah penting kala menghadapi drama tendangan penalti.Â
Hal ini perlu menjadi kewaspadaan dan sekaligus antisipasi Portugal saat bertemu Maroko. Tak pilihan lain selain Portugal mesti memenangi laga sebelum ditentukan lewat drama adu penalti.Â
Selain itu, Portugal juga mempersiapakn orang-orang yang tepat sebagai eksekutor di titik penalti.Â
Pelatih Fernando Santos memang tak kekurangan pemain dalam hal urusan menjebol gawang lawan dari titik penalti.Â
Formasi yang tepat dalam pengaturan eksekutor sangat menentukan dalam mana pemain terbaik  ditempatkan sebagai yang terdepan untuk memberikan model terbaik bagi eksekutor selanjutnya.Â