Rasanya Ketika Berada pada Episenter Gempa Bumi di Filipina

Bahkan ada rumah yang kolaps. Tempat bisnis yang berlantai tiga ikut runtuh.  

Yang paling ditakutkan adalah gempa susulan. Hingga tengah hari tercatat 11 kali gempa susulan dengan intensitas berbeda-beda. 

Kendati intesitasnya agak berkurang dari gempa pertama, namun situasi ini membuat masyarakat kian panik. Enggan kembali ke rumah hingga menjelang malam. Bahkan sebagaian besar memutuskan untuk tinggal dan tidur di luar rumah. 

Ya, hari ini (27/7/22) tercatat gempa bumi menguncang salah satu provinsi bagian utara Filipina. Provinsi Abra.

Saya yang sudah 6 tahun di Filipina dan menurut beberapa orang di sini, ini kali pertama  mereka merasakan gempa yang cukup kuat. Tak tanggung-tanggung, kekuatannye 7,3 skala ritcher. Pusatnya pun provinsi di tempat kami tinggal.  

Kepanikan masih melanda hingga malam. Beberapa orang memutuskan untuk bertenda di luar rumah. Rasa trauma dan cemas bercampur satu. 

Barangkali karena situasi gempa bumi yang tak biasa dialami oleh masyarakat sehingga membuat mereka  menjadi begitu panik. Beberapa di antaranya hampir pingsan.

Sejauh ini, tercatat 5 korban jiwa dan puluhan yang dinyatakan luka-luka. Bangunan menjadi kerusakan yang paling parah.   

Banyak pesan masuk dari teman-teman yang berada di beberapa daerah guna menanyakan kabar. Lalu, beberapa orang dari kedutaan besar Indonesia di Manila juga ikut menanyakan kondisi saya yang berada di pusat gempa. 

Sontak saja, peristiwa gempa bumi di sini menjadi saja berita headline di Filipina. Presiden Ferdinand Bongbong Marcos Jr langsung membuat konfrensi pers menyikapi situasi yang terjadi. 

Presiden Bongbong akan mengunjungi area yang berdampak setelah kondisi sudah aman terkendali. Dalam arti, dia tak ingin kehadirannya mengganggu jalannya penanggulangan bencana.