Di saat pandemi menggerogoti konteks di Manggarai maupun di Filipina, banyak acara pesta dibatalkan dan ditunda. Masa penundaannya tidaklah pasti. Bergantung pada situasi dan keinginan pemilik pesta.
Di salah satu desa tetangga tempat tinggal saya di Filipina, ada tiga pesta nikah yang seyogianya dibuat pada bulan April. Semuanya dibatalkan. Saat pemerintah mengeluarkan aturan new normal, banyak orang belum berpikir untuk membuat pesta di kala aturan new normal ikut berlaku.
Hal yang sama juga terjadi pada beberapa tempat. Pasalnya, dari bulan April hingga Juli, banyak orang yang sudah berencana untuk melaksanakan pesta pernikahan.
Namun karena situasi, banyak orang yang memilih untuk menundanya. Besar kemungkinan, pada bulan Desember. Pada bulan ini jumlah acara nikah akan meningkat bila menimbang pembatalan yang terjadi selama masa pandemi. Â
Namun, hal ini pun masih bergantung pada situasi. Kalau situasi masih belum berangsur normal atau  pun belum menemukan vaksin dan obat untuk Covid-19, pembatalan bisa diperpanjang. Kecuali kalau pihak yang membuat pesta mengikuti protokol yang digariskan dalam gagasan new normal.
Seperti di Indonesia, pemerintah Filipina juga sedang mengampanyekan gerakan new normal. Salah satu poin dari gerakan dari new normal ini adalah menjaga jarak di tempat-tempat publik. Dengan ini, keramaian dan kerumunan banyak orang dianjurkan untuk tidak boleh terjadi.
Sebuah pesta sangat lekat dengan keramaian banyak orang. Situasi ini tentunya berseberangan dengan implementasi yang digariskan dalam gagasan new normal. Dalam mana, new normal sangat menekankan jika keramaian "NO" dan jaga Jarak "Harus."
Situasi ini tentu menjadi sulit. Sebuah pesta biasanya berlangsung meriah jika dihadiri banyak orang. Tetapi, kalau mengikuti pembatasan ala new normal, situasi kemeriahan itu bisa berkurang atau tidak terjadi sama sekali.
Sehari sebelum pemberlakukan secara resmi karantina di Filipina, saya masih menghadiri sebuah pesta. Pesta pembaptisan seeorang anak di gereja. Situasinya begitu sepi. Tidak seperti biasa.
Pihak otoritas setempat masih mengijinkan adanya acara, tetapi acara itu berlangsung tanpa musik. Biasanya, musik yang dipakai di banyak acara di Filipina adalah Videoke. Videoke adalah instrumen untuk berkaroke.
Videoke menjadi instrumen untuk menambah keramaihan sebuah pesta. Bahkan itu menjadi tanda bagi banyak orang di sebuah kampung jika sebuah rumah sedang membuat pesta. Tanpa videoke, acara menjadi hening dan sepi.