Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Pramusaji - Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Umbulmartani, berada di kaki Merapi, dan Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Keduanya ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gagar Mayang dan Prabarini Berebut Cangkir Dongeng Kopi

9 April 2024   01:23 Diperbarui: 9 April 2024   01:26 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gagar Mayang dan Prabarini berebut Cangkir dari Dongeng Kopi. Dok. Dongeng Kopi

Diantara semua kopi yang ada di jagad Arcapada, yang di sukai di tiga dunia baik di Mayapada dan juga Madyapada adalah kopi tubruk yang direndang Dahyang Langan di dekat Candi Tluron. Tiap kali kiriman tiba ke kahyangan teruntuk spesial Bathara Guru, semua pekulun Bathara selalu menantikan diundang datang untuk menikmati. Biasanya oleh Bathara Guru disisipkan rapat rapat khusus agar tuntas seketika memanfaatkan momentum pikiran yang sedang pada titik cemerlang.

Sayangnya, tiap kali rapat para Bathari tidak pernah dilibatkan sehingga mereka hanya mendapat cerita tentang nikmatnya cecapan kopi di kerongkongan sepulang rapat dari para pasangannya sehingga menimbulkan kecemburuan, mengapa ada barang nikmat hanya bisa dinikmati para lelaki saja.

Kasak kusuk para Dewi kahyangan, sampailah pada telinga dua kembar bidadari Gagarmayang dan Prabasini. Mendapat cerita betapa termanjakannya segenap indera begitu mencicip kopi dari cerita Supraba yang selalu kebagian menyiapkan kopi untuk para Dewa, sehingga sempat mencicip barang seteguk, dua bidadari ini tertantang untuk mencurinya pada satu kesempatan.

"Benar benar seperti minum air Indraloka, namun segenap indera kita seperti disenangkan. Indera penciuman, indera pengecap, lengkap dengan atribut rasa seperti aroma, kadar manis, kadar pahit, kadar asam, kekentalan, cita rasa dan jejak rasanya benar benar berimbang dan menjadi seperti melayang berpetualang sembari menebak rasa, tiap kali menebaknya paduannya seperti gabungan banyak sekali antara bunga, buah berpadu jadi satu!"

"Satu sruputan saja langsung memantik gairah, satu cecapan membuat gilang gemilang Ilham, semua ingatan tiba-tiba terpampang"

"Sayang selalu tidak ada sisa begitu sudah dibikin! Jadi aku tidak bisa membagikan kepada kalian"

"Para Bathara sangat antusias menghabiskan sampai tetes terakhir!"

Ungkap putri Sang Hyang Taya adik daripada Sang Hyang Wenang ini mingin mingini.

Maka siasat disusun Gagar Mayang dan Prabasini demi bisa mencicipi kopi besutan Dalangan, padepokan tempat Resi Sakti yang tempatnya dikelilingi candi-candi.

"Kita harus datangi sumbernya langsung! Kita harus menyaru menjadi Dewi Sahoti sekaligus Sang Hyang Wenang agar Dah Hyang Langan tidak curiga!" Usul Gagar Mayang kepada saudaranya Prabasini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun