Keempat, Penerapan Pupuk pada Waktu yang Tepat.
Selain dosis yang tepat, waktu penerapan pupuk kotoran ternak juga sangat penting untuk keberhasilan pertumbuhan tanaman. Pupuk yang diterapkan pada waktu yang tidak tepat dapat menyebabkan kerugian karena tanaman mungkin tidak dapat menyerap unsur hara dengan baik.
Penelitian dari American Society of Agronomy menunjukkan bahwa pupuk kotoran ternak paling baik diterapkan pada awal musim tanam atau sebelum penanaman, agar tanaman memiliki waktu untuk menyerap unsur hara dari pupuk.
Pupuk kotoran ternak juga dapat diterapkan setelah panen untuk memperbaiki kualitas tanah dan memberikan bahan organik yang dibutuhkan untuk regenerasi tanah.
Kelima, Menghindari Penerapan Berlebihan pada Tanah yang Sudah Kaya Nutrisi.
Sebelum menggunakan pupuk kotoran ternak, ada baiknya untuk memeriksa kandungan unsur hara dalam tanah. Pemberian pupuk berlebihan pada tanah yang sudah kaya nutrisi justru dapat menyebabkan ketidakseimbangan unsur hara yang bisa merugikan tanaman.Â
Selain itu, penggunaan pupuk yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko polusi air akibat limpasan pupuk yang mengandung nitrogen dan fosfor.
Menurut data yang diterbitkan oleh Environmental Protection Agency (EPA), pupuk yang berlebihan dapat menyebabkan eutrofikasi pada badan air, yang dapat merusak ekosistem perairan.Â
Oleh karena itu, sebelum menggunakan pupuk kotoran ternak, lakukan uji tanah untuk mengetahui kandungan nutrisi yang ada dan sesuaikan dosis pupuk dengan kebutuhan tanaman.
Keenam, Mencampur Kotoran Ternak dengan Bahan Organik Lain.
Untuk meningkatkan efektivitas pupuk kotoran ternak, Anda bisa mencampurkannya dengan bahan organik lain seperti daun kering, jerami, atau kompos.Â