Selalu memberikan waktu kusus untuk komunikasi secara virtual, Â family time saat bertemu, dan kejutan-kejutan kecil mampu membuat anak merasa cukup perhatian. Al hasil anak tidak akan mencari perhatian dengan cara-cara negatif di luar rumah.
Selalu Melibatkan Anak Dalam Membuat Keputusan
Jika komunikasi interpersonal yang dibangun sudah cukup efektif, maka hubungan anak dengan orang tua akan tumbuh positif. Pelibatan anak dalam membuat suatu keputusan dalam rumah tangga membentuk karakter kritis dan melatih jiwa kepemimpinan yang kuat.
Selain itu anak juga merasa dirinya dibutuhkan, kehadirannya dihargai dan perannya dalam keluarga bukan sekadar subjek melainkan juga objek. Contoh sederhana adalah melakukan deeptalk tentang rencana pendidikan ke depan yang diinginkan anak atau sekadar bertanya pakaian apa yang akan dikenakannya untuk suatu acara pesta.
Dukungan emosional yang kuat dari orang tua akan membentuk karakter anak yang cerdas secara emosional dan mampu menghargai setiap perbedaan pendapat yang ada
Mengenal Dekat Lingkungan Tumbuh Kembangnya
Lingkungan berpengaruh besar dalam membentuk karakter anak, oleh sebab itu penting bagi orang tua untuk memilih dan mengawasi lingkungan tumbuh kembang anak.
Perkembangan sosial anak dengan teman sepermainan sangat membatu dalam pengembangan sosial dengan masing-masing anak. Penerapannya dapat dilihat saat anak mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri di lingkungan sekolah.
Kehadiran teman sepermainan memberikan suatu kekuatan dalam diri anak untuk bersosialisasi. Teman sebaya sangat mempengaruhi pengembangan sosial anak dengan lingkungan di sekitar nya (Melinda, A.E., Izzati, 2021).
Jadi tidak ada salahnya orang tua untuk mengenal secara baik teman-teman sepermainan anak, mengetahui lingkungan mainnya atau tongkrongannya bahkan akrab dengan guru atau orang tua teman. Ini adalah bentuk pengawasan dan kontrol orang tua terhadap perilaku anak.
Meski hubungan anak dan orang tua dibatasi oleh jarak melalui pola asuh Long Distance Parenting (LDP) perilaku dan karakter anak tetap dapat dibentuk dan dipantau dengan baik. Melalui komunikasi interpersonal, pelibatan anak dalam pengambilan keputusan, dan mengenal lingkungan tumbuh kembang anak, diupayakan framing negatif terhadap anak dapat ditangkal.
Bagaimanapun juga komunikasi antara anak dengan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Hambatan komunikasi yang ada menciptakan konflik yang tak berkesudahan, anak dan orang tua sama-sama egois, dampaknya anak tidak kerasan di rumah dan melampiaskannya di luar rumah.
Namun jika di rumah anak merasa bahagia, aman, dan nyaman meski jauh dari orang tua, kematangan karakter anak akan terbentuk menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab. Modal berharga untuk anak mengarungi masa depannya.