Rokokku sudah habis.
Aku mengambil koper hitam di atas motorku.
Segera tubuh Nana kukeluarkan satu persatu dari koper itu .
Kukuburkan bersama sebilah clurit dan sprei yang penuh cipratan darah Nana di lubang tanah tak berpenghuni yang barusan selesai kugali.
Nana ....
Bersamamu, tak lebih seperti bertahan dalam timbunan cemburu.
Aku tak tahan dengan itu.
Aku tak mau Nana-ku ditiduri lelaki lain dan membawa uang hasilnya untuk menyiapkan makananku.
Nana masih berdiri di gundukan kuburannya ketika kutinggalkan.
Istirahatlah, Nana ....
***
Dalem Solo, 04 September 2020
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!