Mohon tunggu...
Diyah Ulan Ningrum
Diyah Ulan Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Hobi saya adalah menulis, baik menulis artikel ataupun semacamnya. Saya memang orang yang dikategorikan sebagai pemikir. Oleh sebab itu, saya ingin sedikit berbagi bacaan kepada teman-teman semua.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Menggali Emosional Anak Periode Golden Age

1 Desember 2022   23:57 Diperbarui: 4 Desember 2022   01:35 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak marah (Allan Mas/Pexels)

Dalam ilmu psikologi pada American Psychological Association yang menafsirkan bahwa emosi dikatakan sebagai sebuah pola yang mana memiliki reaksi kompleks, melibatkan berbagai unsur pengalaman, serta perilaku yang digunakan seseorang untuk menangani permasalahan atau peristiwa yang mereka anggap penting secara pribadi.

Berbicara tentang emosi yang ada pada diri seorang anak terutama anak usia dini, orangtua perlu meningkatkan parenting yang sekiranya mampu mengatasi dan memberikan perubahan pada anak, agar tidak memberikan implikasi yang begitu mendalam bagi anak di masa depan.

Membiasakan anak untuk bersikap baik dengan cara memberikan contoh atau panutan. Mengapa contoh itu penting? Karena anak dimasa usia bayi atau dini itu memiliki rekaman otak yang kompleks. Apa yang mereka lihat akan mereka tiru dan terapkan. 

Oleh karena itu sebagai orangtua harus selalu menampakkan sikap dan pembicaran yang baik. Saat anak terlihat mengeluarkan emosi dan mereka sulit untuk mengelolanya, terkadang orangtua merasa bingung bagaimana menanganinya, dan apa yang harus dilakukannya untuk mengajarkan tentang berbagai emosi yang dialami anak mereka.

Apakah orangtua harus memarahi atau bahkan mendiamkan anak yang sedang emosi tersebut? Apakah kedua cara itu merupakan solusi yang tepat atau bahkan dianggap malah berbanding terbalik salah?

Sejak periode bayi, seseorang bisa mengenali emosi yang ada pada diri mereka seperti bahagia, sedih dan marah. Nah, saat mereka tumbuh di usia anak-anak, emosi tersebut berkembang dan berubah menjadi perasaan yang lebih kompleks seperti malu, terkejut, bersalah hingga empati.

Mereka akan lebih mampu memahami perasaan sendiri dan orang lain. Di setiap perkembangan dan pengalaman yang dialami, emosi pada nak-anak tersebut juga akan turut berkembang. 

Perkembangan emosi anak itu berbeda-beda macamnya begitupula penanganannya. Disini, yang dimaksud kemampuan emosional itu menitikberatkan pada kondisi anak untuk dapat mengenali, mengekspresikan dan mengelola rentang emosi.

Anak yang mampu mengelola perasaan mereka, nantinya akan mampu mengembangkan citra diri positif yang kemudian nantinya akan menjadi pribadi yang lebih percaya diri.

Saat emosi anak itu muncul, bisa jadi mereka meniru gaya atau apa yang mereka lihat dari orangtuanya. Lantas kita kadang sempat berpikir, boleh atau tidak sih orangtua itu bilang marah ke anaknya?

Jawabannya adalah boleh. Dan bahkan sangat boleh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun