Mohon tunggu...
Diyah Kalyna
Diyah Kalyna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Berasal dari Blitar, Jatim, pendidikan S1 di kota Solo, Jateng, dan sekarang domisili di Negara Brunei Darussalam. Sejak tahun 2015 bergabung dalam mediasi dan penanganan masalah tenaga kerja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

BJ Habibie, Bapak Inspirasiku

12 September 2019   16:51 Diperbarui: 12 September 2019   19:19 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menjadi semangat belajar, meraih mimpi hingga sekolah selesai sampai ke jenjang lebih tinggi. Meskipun pada awalnya banyak orang yang mencemooh, bahkan meragukan kemampuanku, karena memang berasal dari keluarga tidak mampu.

"Ehh, kamu. Gadis kampung. Jangan mimpi kamu bisa sekolah tinggi. Apa kamu tidak kasihan melihat orang tuamu. Mereka itu tidak mampu, kamu malah maksain sekolah sam pai tinggi. Habis itu kamu juga akan jadi pengangguran. Ahh, buang-buang uang saja." Salah satu tetangga menasihatiku dengan cibiran.

Namun justru diluar dugaan. Keluargaku selalu mengingatkan, jika mereka selalu mendukung semua niatku, jika aku ingin berhasil. Aku masih teringat komentar ibu, waktu aku mengadukan cibiran tetangga. "Mereka itu hanya bisa bicara. Tak perlu diambil hati. Semua keperluanmu kami yang berikan bukan mereka yang banyak ngomong. Sudah seharusnya kamu mendengar nasihat dan dukungan keluargamu."

Aku semakin terharu saat mendengar perkataan mereka. Yaa ... hari ini aku merasakan dan menikmati indahnya pencapaian itu. Aku berdiri tegak, di kaki sendiri. Alhamdulillah.

**

Pagi ini, aku berangkat kerja, mengendarai mobil sendiri. Hatiku terasa sayu, sedih dan pilu. Berita semalam membuatku sebak, saat sendirian. Lalu hati membisikkan puisi tentangmu, sepanjang perjalananku. Wahai Bapak inspirasiku, Bapak BJ Habibie.

Bapak Habibie,

Bumi menangis

Indonesia menangis

Seluruh pengagummu menangis

Dan akulah salah satunya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun