Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor

Aku suka menulis apa saja yang singgah di kepala: fiksi, humaniora, sampai lyfe writing. Kadang renyah, kadang reflektif, dan selalu kuselipkan warna. Seperti hidup: tak satu rasa, tetapi selalu ada makna.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Melambat untuk Kuat: Cara Japanese Walking Mengubah Langkah

15 Oktober 2025   08:30 Diperbarui: 15 Oktober 2025   14:30 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan kaki bukan soal cepat, tapi ritme dan kehadiran. Japanese Walking menyatukan langkah dua generasi dalam harmoni. (Foto: Sandi Darmawan/Unsplash)

Tak ada tekanan untuk terus kuat, justru ada ruang untuk tetap bergerak dengan hormat pada batas. Dalam tiga menit cepat, aku belajar tentang keberanian. Dalam tiga menit lambat, aku belajar tentang penerimaan.

Metode sederhana ini juga tidak butuh alat mahal; hanya sepatu nyaman, timer sederhana, dan konsistensi.

Di antara langkah-langkah kami yang berpadu di trotoar pagi, aku seperti melihat kehidupan dalam skala kecil: bahwa kita tak selalu harus berjalan seirama, tetapi bisa tetap beriringan.

Masing-masing menemukan iramanya, lalu bertemu di tengah—dalam napas yang sama, dalam kesadaran yang pelan-pelan menenangkan.

Saat fase jalan biasa, ia menyimpan momen ini. Terima kasih sudah menemani Bunda, Nak. (Foto: Dokumentasi Pribadi)
Saat fase jalan biasa, ia menyimpan momen ini. Terima kasih sudah menemani Bunda, Nak. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Berjalan dalam Ritme Hidup

Setelah beberapa minggu menjalani metode ini, aku mulai menyadari: tubuh sebenarnya selalu tahu cara menjaga dirinya, hanya saja kita sering tidak mendengarnya.

Dalam setiap tiga menit cepat, ada semangat untuk maju. Dalam tiga menit lambat, ada kesediaan untuk beristirahat. Keduanya sama pentingnya—karena hidup pun bergerak dengan pola yang mirip: kadang menuntut kita berlari, kadang mengajak kita melambat.

Aku dan anakku mungkin berjalan dengan kecepatan berbeda, tetapi kami belajar hal yang sama: keseimbangan tidak selalu lahir dari kecepatan, melainkan dari kesetiaan pada ritme yang pas bagi diri sendiri.

Ini adalah investasi jangka panjang untuk melindungi tubuh dari penurunan kekuatan yang terkait usia. Dan mungkin, kesehatan bukan soal berapa jauh langkah yang ditempuh, melainkan seberapa sadar kita hadir di setiap langkah itu.

Tubuh, seperti halnya hidup, hanya perlu diberi waktu untuk bekerja dan waktu untuk bernafas.

Kini, setiap kali kami berjalan, rasanya seperti sedang berdialog dengan tubuh dan waktu. Tidak terburu-buru, tidak pula berhenti terlalu lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun