Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor

Aku suka menulis apa saja yang singgah di kepala: fiksi, humaniora, sampai lyfe writing. Kadang renyah, kadang reflektif, dan selalu kuselipkan warna. Seperti hidup: tak satu rasa, tetapi selalu ada makna.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Mereka yang Berlari di Bawah Merah Putih

12 Oktober 2025   19:29 Diperbarui: 12 Oktober 2025   19:31 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka tidak sampai ke panggung dunia,
tapi bukankah langit juga tetap menyala,
meski bintang tak semua tampak malam itu?

Di balik sorak yang memudar,
ada degup yang tak terdengar—
ritme yang hanya dimengerti oleh tanah air
yang mereka bela dengan seluruh napasnya.

Ada air mata yang jatuh tanpa kamera,
ada doa yang terselip di antara teriakan suporter,
ada janji dalam dada mereka—
bahwa perjuangan tak berhenti di peluit terakhir.

Mereka berlari bukan hanya mengejar bola,
tapi juga sepotong mimpi
yang tumbuh dari lumpur masa kecil,
dari lapangan rumput di ujung kampung,
dari ibu yang menatap layar
dengan doa tanpa suara.

Mereka sudah memberi segalanya:
kaki yang berlari sampai gemetar,
napas yang tersisa hanya untuk menahan kecewa,
dan harapan yang tak pernah benar-benar padam.

Kekalahan hanyalah kabut pagi—
akan sirna saat matahari tekad
naik kembali di dada mereka.

Kita sedih, ya,
tapi di balik sedih itu
ada sesuatu yang lebih besar:
rasa hormat.

Kita mungkin tak melihat segalanya,
tapi mereka telah menulis perjuangan itu
di halaman-halaman tak terlihat,
dengan tinta keringat dan keyakinan.

Biarlah malam ini kita tepuk tangan,
bukan untuk kemenangan yang tak datang,
melainkan untuk keberanian yang tak hilang,
untuk jiwa yang tetap menyalakan cahaya

Karena mereka—
dan kita—
masih mencintai Indonesia
dengan cara yang sama:

sepenuh hati,
meski kadang mimpi harus tertunda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun