Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor

Pencinta tulisan renyah nan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

MengEMASkan Harapan: Kisah Kecil tentang Menabung dan Memulai

10 Agustus 2025   08:15 Diperbarui: 17 September 2025   13:53 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan aplikasi Pegadaian Digital (Foto: dokumentasi pribadi)

"Kadang, menyiapkan masa depan bukan soal punya banyak, melainkan soal berani menyisakan."

Emas yang Tak Sekadar Kilau

Kalau mendengar kata "emas", dulu bayanganku langsung melayang ke cincin pernikahan, mahar yang dibicarakan keluarga, atau toko emas yang penuh kaca dan lampu-lampu terang. Emas terasa begitu mewah, jauh dari keseharianku yang lebih sering berkutat dengan kebutuhan rumah tangga dan belanja online.

Namun, beberapa tahun terakhir, makna emas di kepalaku pelan-pelan bergeser. Bukan karena tiba-tiba jadi kaya raya, tentu saja—melainkan karena satu kebiasaan kecil yang kuselipkan di sela belanja online: menyisakan sedikit untuk ditabung dalam bentuk emas digital di Pegadaian.

Tak besar, tetapi konsisten. Ada rasa puas yang aneh—seakan aku sedang belajar membalik logika konsumsi menjadi cadangan.

Dari situlah aku mulai melihat emas bukan lagi sebagai simbol kemewahan, melainkan sebagai alat sederhana untuk merawat keberdayaan.

Ternyata, cerita ini tak hanya milikku. Ada kisah lain, milik seorang teman, yang membuatku semakin percaya bahwa emas dan Pegadaian bisa menjadi awal dari sesuatu yang lebih besar dari sekadar logam kuning berharga.

Tabungan Emas, Sekecil Apa Pun Itu

Aku bukan orang yang telaten soal investasi. Dunia saham, kripto, atau reksa dana masih terasa terlalu teknis dan cepat untuk kupahami.

Namun, waktu pertama kali tahu kalau aku bisa membeli emas dalam nominal kecil—bahkan mulai dari ribuan rupiah—aku merasa seperti menemukan jalan tengah yang bersahabat.

Dahulu, setiap kali berbelanja di Tokopedia, aku menyisihkan Rp5.000 atau Rp10.000 untuk ditukar menjadi emas digital lewat Pegadaian. Memang nominal kecil, tetapi ada kepuasan tersendiri: aku merasa menyimpan harapan kecil di tengah belanja.

Namun, sejak layanan itu dialihkan ke aplikasi Pegadaian dan harus transfer lewat bank, aku sempat berhenti. Nominal yang kecil jadi terasa canggung; menabung Rp10.000, tetapi harus melalui proses seperti transaksi besar.

Lama-lama, kebiasaan itu menghilang. Rasa sayang pada kebiasaan itu sempat tertutup oleh kepraktisan yang tak lagi tersedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun