Mohon tunggu...
Dino
Dino Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 39 Jakarta

Di atas sana, di ladang awan Senyummu membelai matahari yang malu Angin berbisik memperdengarkan Bahwa senyummu meruntuhkan langit yang biru.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senandung Rindu yang Tak Tersambut

17 Mei 2024   09:31 Diperbarui: 17 Mei 2024   09:40 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senandung Rindu Yang Tak Tersambut, sumber gambar: Pexels

Di balik senja yang merona jingga,
Hatiku terukir namamu dalam sunyi.
Namun rinduku hanya bertepuk sebelah tangan,
Bagai bayang yang tak pernah kau lihat.

Setiap kata yang terucap dalam doa,
Mengiringi langkahmu yang kian menjauh.
Aku mencinta dalam diam yang pilu,
Menanti harap yang tak kunjung tiba.

Bintang malam menjadi saksi,
Akan perasaan yang kupendam dalam hati.
Kau bagai purnama yang jauh di angkasa,
Tak tersentuh, tak tergapai oleh jemariku.

Kucoba sampaikan lewat tatap mata,
Namun pandangmu beralih tanpa jejak.
Kau tak pernah tahu, tak pernah peka,
Pada cinta yang tulus di hatiku tersemat.

Setiap senyum yang kau beri pada dunia,
Menggoreskan luka dalam di jiwaku.
Aku tetap bertahan dalam harapan semu,
Meski tahu kau tak akan pernah menjadi milikku.


Bagai hujan yang jatuh di gurun pasir,
Cintaku tak mampu menyuburkan hatimu.
Ia menguap dalam panasnya kenyataan,
Tersisihkan dalam sepi dan kesendirian.

Namun, meski cinta ini tak berbalas,
Aku tetap mencinta dengan segenap rasa.
Karena dalam hatiku kau tetap indah,
Meski hanya bayang, tak pernah nyata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun