Mohon tunggu...
Dini Azhari
Dini Azhari Mohon Tunggu... Penulis - 15

Author

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maaf

1 Juni 2019   12:19 Diperbarui: 1 Juni 2019   12:20 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku daratkan lututku yang sudah berlumuran darah,

Tak peduli tempatku sekarang dipenuhi air yang menciptakan rasa perih tak tertahankan,

Aku meringis,

Menahan perih,

dan aku berkata lirih.

Ku memejamkan mata,

air yang amat berharga bagaikan mutiara perlahan turun,

Turun dengan indah,

Bagaikan turun dari tangga yang dihiasi dengan lilitan bunga mawar merah.

Aku tak tentu arah,

dan ku ingin marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun