Mohon tunggu...
Dina N. A Muaz
Dina N. A Muaz Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah candu walau terkadang terhalang typo.

Pecinta hujan namun tidak suka kehujanan Seseorang yang sedang belajar merangkai aksara dan mengabadikannya di media

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Si Kaya, Si Miskin dan Peluh Petani

11 Januari 2022   17:18 Diperbarui: 11 Januari 2022   17:23 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjarbaru, 11 Januari 2022


Surya bersemangat memancarkan bakti

Membuat peluh bercampur aroma hari

Menuai bulir-bulir padi


Padi menguning

Di sambut syukur para petani

Biji demi biji berubah menjadi butiran nasi


Disudut lain di sebuah negeri

Butiran kehidupan tak di hargai

Di buang tanpa di maknai


Di sisi lain badan kering merindu nasi

Sudah dua hari perut ini tak terisi

Nasi basipun rasanya nikmat sekali


Sungguh ironi

Petani lelah menuai padi

Si kaya mudah menghabur nasi

Si miskin kelaparan menanti nasi



Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun