Mohon tunggu...
Dilbar Sarasvati
Dilbar Sarasvati Mohon Tunggu... PNS Direktorat Jenderal Bea dan Cukai -

Anak keturunan Manu yang sedang mencari siapa saya dan saya siapa http://kirakirademikian.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dukun: Sebuah Peyorasi

22 Agustus 2016   15:03 Diperbarui: 22 Agustus 2016   15:17 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dukun manten adalah versi tradisional dari Make Up Artist (MUA). Perbedaannya, dalam merias dukun manten tidak hanya mengandalkan apa kosmetik yang digunakan, juga apa teknik merias yang digunakan. Ia juga memberikan tuntunan ‘laku’ bagi calon pengantin agar dapat memahami dan menghayati arti pernikahan yang sesungguhnya menurut tradisi.

Dukun manten di era sekarang ini masih sangat dipandang dan dihormati. Salah satu dukun manten yang terkenal adalah Ibu Mamie Hardo. Jangan remehkan penghasilan dari profesi ini di Zaman Edan ini, ya!


4. Dukun Adat dalam Tradisi Masyarakat Tengger

Dukun dalam masyarakat tengger mempunyai makna yang lain, yang bahkan tidak tercangkup dalam definisi yang dirumuskan dalam KBBI. Dukun dalam tradisi masyarakat Tengger berbeda dengan dukun dalam tradisi masyarakat Jawa lainnya, mereka mempunyai tujuan menjaga kebudayaan dan melakukan upacara-upacara tradisional. Mengutip dari tulisan Slamet Subekti dalam Pemaknaan Ritual Kasada pada Komunitas Tengger, Jawa Timur diuraikan :

"Dukun di Tengger merupakan pimpinan masyarakat yang berperan memimpin upacara adat. Kedudukan dukun adat ini lebih tinggi daripada Modin dalam agama Islam, tetapi lebih rendah dari Pedanda dalam masyarakat Bali. Di Tengger dahulu terdapat 36 dukun adat, salah satu di antaranya menjadi Kepala Dukun Pandita yang member arahan, petunjuk maupun nasihat bagi para dukunlainnya. Dukun adat dipilih melalui musyawarah desa, desleksi melalui ujian sertadiangkat oleh pemerintah. Dukun adat berfungsi memimpin upacara adat dandibaantu oleh pembantu dukun (Legen). Pada saat memimpin upacara adat, dukunmengenakan baju Antakusuma dengan ikat kepala dan selempang serta dilengkapidengan peralatan upacara seperti: pasren, genta, dan talam (Widyaprakosa, 2006).

Persyaratan menjadi dukun adat antara lain:

  • Berkemampuan, tekun, mampu menggali legenda, memiliki kedalaman ilmu, dan bertempat tinggal dekat lokasi
  • Disetujui oleh masyarakat melalui musyawarah
  • Diangkat oleh pemerintah

Untuk memperkuat kharisma dan wibawa, seorang dukun diwajibkan menjalankan laku tertentu. Pada segtiap bulan ketujuh dukun diharuskan melakukan mutih, yaitu selama satu bulan tidak makan garam, gula dan tidak kumpul dengan istri. Kerja sehari-hari sebagai petani misalnya tetap dilaksanakan, hanya dibatasi waktunya supaya tidak terlalu lelah. Laku mutih ini dimaksudkan sebagai pengasah kemampuan batinah yang bersifat spiritual. Untuk menjadi dukun adat disyaratkan menguasai adat istiadat dan mantra-mantra yang dituturkan pada berbagai upacara adat. Pada umumnya seseorang dipandang siap menjadi dukun adat setelah mencapai usia 40 tahun."

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dukun adat bagi masyarakat tengger adalah orang yang ahli (spesialis) dalam bidang kebudayaan, adat, serta mampu memimpin upacara adat/ tradisionalnya.

Jadi, seperti apa dukun dalam persepsi anda sekarang?

Salam,

Dilbar Sarasvati

kirakirademikian.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun