Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuan Keadilan Dikubur Senin Kemarin

9 Oktober 2020   07:29 Diperbarui: 9 Oktober 2020   07:49 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: via kompas.com/ADITYA PRADANA PUTRA

Teruntuk pemimpin negriku
Gimana kabarnya pagi hari ini?
Sudahkah, Bapak dan Ibu minum secangkir susu
Dengan roti tawar bakar yang diolesi mentega
Selai kacang yang dikawinkan dengan coklat yang lumer

Sepertinya cacing perutku sangat tergoda untuk mencicipinya
Oh ya, aku lupa atau amnesia
Kalau bapak dan ibu tidak pernah bertanya keadaanku

Semoga kejadian hari Senin kemarin
Dengan kursi kayu empuk yang berjejer
Masih terngiang dan menggebu di pikiranmu

Aku bersyukur Pak Ketua
Kita saudara dan kau pemimpinku
Kenapa aku bisa merinding sampai ketulang
Ketok palumu begitu nyaring membuat gendang telingaku berdarah
Tapi Pak Ketua masih berdiri tegap dengan jas barunya

Pak Ketua
Sekarang, aku melihat di hadapanku
Wajah-wajah buruh menjadi beku
Sebentar lagi kebekuan itu menjalar ketubuhku

Memang itu keputusan
Aku lihat kalian saling beradu argumentasi
Aspirasi, fraksi, birokrasi, intruksi dan emosi

Pandemi belum berakhir
Pesta emosi kembali lahir
Kami memang rakyat bodoh
Yang semakin hari semakin dibodohi

Regulasi, hipergulasi dan relasi
Yang Pak Ketua suarakan itu
Hanya meninggalkan bekas kesengsaraan

Pak Ketua!
Aku yakin kamu takut keluar dari istanamu
Wajar, kau tak mau disakiti
Cukup kami yang disakiti

Sudah dua hari aku bertempur di jalanan, Pak
Bersama saudaraku dengan segala perbedaan
Tak kupedulikan pandemi ini
Karena Pak Ketua dengan undangan terbuka
ingin melakukan pesta besar-besaran

Tapi lucunya, Pak Ketua yang mengundang hilang seketika
Oh, bumi pertiwiku yang malang
Selamat berkibar bendera putih
Karena Tuan Keadilan telah terkubur hari Senin kemaren

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun