Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alingku Si Budak Cinta

19 Mei 2019   04:36 Diperbarui: 19 Mei 2019   05:01 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menatap Aling saja aku tak mau, apa lagi berbicara dengannya. Aku tetap dengan pendirianku untuk tidak mendegarkannya.

"Ayang, dengarkan aku sekali ini saja" dengan  sesak napas Aling berbicara padaku

Aku pun diam, dan metatap dengan sinis kepada Aling

"jangan kau ganggu, Anggi lagi titik " pesan singkat, yang bagaikan pedang samurai tertancap di hatiku.

Air mata yang berlinang langsung lenyap ketika Aling berkata demikian "Sebelum kamu pergi Ling, kau harus tahu, bahwa Aling yang kukenal telah menjadi budak cinta.  Tidak akan lahir Aling kedua untuk kedepannya, camkan itu !!" kutatap bola mata Aling tanpa berkedip dan aku langsung pergi.

Kemudian Aling termenung beberapa saat, sebelum pergi untuk menjemput Anggi. Dengan besar hati aku pulang. Peristiwa ini peringatan bagiku tidak akan ada cucuran air mata kedua. Setidaknya  aku tahu, bahwa tuhan mengajarkanku supaya tidak bergantung kepada orang lain. Siapapun bisa jadi penghianat. Satu  langkah kaki untuk pulang hari ini cukup berarti bagiku. Terimakasih Aling kau telah berubah. Alingku telah menaburkan garam diatas  luka.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun