Mohon tunggu...
Dikdik Sadikin
Dikdik Sadikin Mohon Tunggu... Akuntan yang Penulis

Dikdik Sadikin. Kelahiran Jakarta, berdomisili di Bogor, memiliki karir di birokrasi selama sekitar 38 tahun. Menulis menjadi salah satu hobby mengisi waktu luang, selain menggambar karikatur. Sejak SMP (1977), Dikdik sudah menulis dan dimuat pertama di majalah Kawanku. Beberapa cerpen fiksi dan tulisan opininya pernah dimuat di beberapa antologi cerpen, juga di media massa, antara lain tabloid Kontan dan Kompas. Dikdik Sadikin juga pernah menjadi pemimpin redaksi dan pemimpin umum pada majalah Warta Pengawasan pada periode 1999 s.d. 2002. Sebagai penulis, Dikdik juga tergabung sebagai anggota Satupena DKI. Latar belakang pendidikan suami dari Leika Mutiara Jamilah ini adalah Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (lulus 1994) dan Magister Administrasi Publik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (lulus 2006).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dari Teras Jalan Emung Cinta Bermula

25 April 2025   19:08 Diperbarui: 28 April 2025   13:26 80955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan itu juga dikenal keberkahannya karena setiap Kamis dan Ahad digelar "pasar kaget", dari pagi hingga siang.  Sebuah tradisi yang masih dijaga sampai kini, mengiringi pengajian di rumah Ajengan Elim di jalan yang sama.

Tapi sekembalinya dari Cianjur ke Bandung, tak banyak yang tahu ikhwal pernikahan itu. Beberapa gadis masih melambaikan tangan pada Rahmat tiap lewat Jalan Emung. Bagaimana pun, Rahmat adalah idola gadis-gadis Bandung. Dan hal ini tentu membuat Enen, kini istrinya, cemburu.

Maka dipestakanlah sekali lagi pernikahan itu, di tanah yang menjadi saksi cinta pertama: di Jalan Emung, di depan teras tempat tatapan pertama mereka terjadi. Agar semesta tahu, bahwa yang dulu hanya tatap mata bertemu, kini telah menjadi dua hati yang menyatu.

Waktu pun berjalan. Anak-anak datang sebagai karunia Tuhan. Lima semua: dua putri, tiga putra. Rumah mereka, meski kadang berpindah dari Cianjur, Bandung, Bogor, dan Bandung lagi, tak pernah sepi dari doa dan tawa. Mereka arungi bahtera rumah tangga dengan suka dan duka. Bahagia meski bukan tanpa badai, yang segera redam karena cinta mengalahkan segalanya.

Sepanjang 56 tahun, mereka bersama. Tiba waktunya di ujung jalan, ketika malaikat maut memberi salam kepada salah seorang dari mereka. 

Pada 11 September 2024, setelah tiga bulan terbaring, Enen dalam usia 75 tahun, menghembuskan nafas terakhir. Meninggalkan Rahmat yang berusaha tegar, meski diakui air matanya tak berhenti mengalir.

Cinta tak pernah memilih cara berpisah. Ia hanya tahu bagaimana cara hadir di hati. Dan Rahmat, di usia 82 tahun, tak pernah siap untuk hari itu. Dengan hati bergetar, ia hanya dapat mengikhlaskan kepergian kekasih hatinya. Terpekur di depan gundukan tanah, yang menyimpan jasad sang istri, di areal makam keluarga belakang halaman rumah putera tertuanya Uwais di Cigirising, Bandung. 

Kini Rahmat di usia senja tinggal di Bogor, di rumah anak ketiganya, Leika. Tubuhnya lelah, kakinya lemah. Jalannya tersendat. Tapi yang paling sering terasa perih adalah hatinya.

Kepedihan yang seringkali datang setiap kali ia mengingat gadis yang lewat di pagi hari itu, di Bulan Februari Tahun 1969, di Jalan Emung Bandung, dan tak pernah benar-benar pergi dari hidupnya.

Kadang, ia tak sadar memanggil pelan dalam tidur, "Mamah..." panggilan sayang kepada istrinya itu. Dan setelah itu udara pun kembali senyap. Karena cinta seperti itu, tak mengenal akhir. Ia hanya belajar bagaimana hidup dalam kenangan yang tak tersentuh oleh waktu.

Bogor, 25 April 2025

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun