Mohon tunggu...
Andika Saputra
Andika Saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Semua Tempat Adalah Sekolah Semua Orang Adalah Guru

Perihal Rasa Tidak Usah Terlalu Berkeluh Kesah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melukis Malam

2 Juli 2020   21:20 Diperbarui: 2 Juli 2020   21:14 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam yang terus berlalu lalang.

Terang benderang rembulan dengan cahaya menyejukkan.

Dengin menusuk mimpi-mimpi yang kian membungkam.

Berderai agaknya kaca yang jatuh ke lantai.

Tak bisa lagi ku rangkai, membalik waktu semula yang katanya Indah.

Bayang-bayang kelam tak lagi mendatangi malam.

Kita telah benar-benar sudah tenggelam.

Menghanyutkan cerita yang sudah menjadi angan-angan.

Sudah tak ada lagi yang bisa di perjuangkan.

Waktu membantai puing-puing yang hanya sekedar cerita.

Lepas sudah, berderai sudah, berkeping-keping menjadi kepingan beling.

Bengkulu, 2 Juli 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun