Mohon tunggu...
Konstan Aman
Konstan Aman Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Pewarta suara minor dari kampung.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wanita yang Melukis Jiwanya Sendiri

9 Maret 2024   17:40 Diperbarui: 9 Maret 2024   17:48 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi istimewa (okezonelifestyle.com)

Di setiap guratan keningnya, ia menyembunyikan rahasia hatinya,
Dunia mengenalnya sebagai putih melati yang  mampu mengharumkan belukar kefanaan.
Tapi sayang, putih pesonanya tak mampu menopang tangkai jiwanya yang rapuh terbentur duri patriarkis.

Tubuh dan perasaannya terkurung rapat di dalam rambu-rambu 'suci' yang sengaja tercipta, sekedar 'menyucikan' hasrat liar dari para pemuja nafsu dan kuasa.

Ia bagaikan kanvas, tempat dunia  melukis  hasrat dan kekuasaan.

Di setiap tepi waktu,
Wanita  itu tertunduk lesu, hendak memungut kembali setiap kepingan jiwanya yang hilang bahkan tercabik-cabik oleh amukan kuasa dan tipuan patriarkis. Bangunan jiwanya telah runtuh.

Kembali tersemat dari guratan keningnya,
Betapa wanita itu sedang merindukan kanvas dirinya, untuk benar-benar melukis kembali jiwanya yang patah,
Serta kuas penghapus lukisan dirinya yang sudah terlanjur laku di pasaran patriarkis.

Rumah, 08/03/2024

#Selamat hari perempuan se-dunia 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun