Mohon tunggu...
Dihyah Cholif A
Dihyah Cholif A Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mas-mas Jawa yang bermimpi menikah dengan Elina Karimova pake adat Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen] Father Sunshine

25 Agustus 2025   10:00 Diperbarui: 25 Agustus 2025   07:14 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uju Hospital Playlist (Sumber: Pinterest/Nicolly Cordeiro)

Hari ini, di hari sabtu yang merupakan akhir pekan, Alan sangat bersemangat karena sebelumnya dia bersama ayah dan bundanya sudah merencanakan untuk pergi ke kebun binatang untuk liburan. Alan yang sudah mengetahui nama-nama hewan semakin penasaran ketika di kelas terakhirnya, sang guru menjelaskan nama-nama hewan beserta arti dalam bahasa inggris. Dalam buku paket miliknya, terlihat beberapa gambar hewan seperti gajah, jerapah, hingga monyet.

Ketika kelas juga, sang guru menampilkan beberapa video melalui proyektor mengenai hewan dari beberapa kanal youtube. Hal tersebut membuat Alan yang memperhatikan kelas pada saat itu, sangat penasaran dan ingin melihat secara langsung. Oleh karena itu, ketika pulang sekolah, ia menyampaikan keinginannya kepada bundanya untuk pergi ke kebun Binatang.

Bocah laki-laki tersebut juga memaksa bundanya untuk menelpon ayahnya yang tengah kerja karena ingin menyampaikan langsung keinginan tersebut kepada sang ayah, dengan harapan keinginan tersebut dapat terealisasi. Namun, sang bunda bilang "Alan, ayah sekarang kan masih kerja, jadi kemungkinan masih sibuk. Nanti kalo ayah sudah pulang ya, Alan langsung aja bilang ke ayah."

Laki-laki berumur 7 tahun itu sedikit kecewa. Namun, ia berusaha memahami karena mengingat lagi ucapan bundanya mengenai ayahnya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai dokter. Bunda pernah mengatakan jika ayahnya memiliki tugas mulia yang tidak semua orang bisa kerjakan, ia setara superhero yang hendak mengusir penjahat dari bumi.

Alan duduk di salah satu kursi meja makan bersama kedua orang tuanya. Ayah dan bundanya fokus dengan makanan yang mereka santap. Begitu juga dengan Alan, ia menikmati beberapa cookies yang kemarin ia beli dengan bunda di minimarket dekat rumahnya.

Ketika semua fokus dengan kegiatan masing-masing, tiba-tiba fokus mereka teralihkan oleh suara dering yang berbunyi dari gawai milik sang ayah. Alan yang melihat itu tidak bereaksi, sudah terbiasa juga, namun ayahnya yang sedikit kaget langsung melihat ke arah anaknya untuk memastikan anaknya tidak sedih ataupun marah.

Alan sudah berdamai dengan adegan seperti ini, beberapa minggu sebelumnya kejadian seperti ini pernah terjadi. Ketika itu ayahnya mendapat panggilan tepat ketika tangan ayahnya lepas dari gagang pintu dan hendak berangkat. Dering telepon yang sebenarnya sangat ia benci. Karena dengan suara itu, rencana liburan yang sudah lama direncakan harus pupus dan menunggu kesempatan berikutnya.

Sang bunda sering kali menghibur serta mencoba melapangkan dada sang anak dengan mengatakan bahwa "Alan inget kan waktu bunda bilang ayah punya tugas mulia?"

"Tugas ayah itu sangat penting, ayah harus mengatur stabilitas semesta, kalo seumpama ayah nggak datang, nanti banyak manusia yang tidak terselamatkan. Bayangin kalo ada satu orang yang siapa tahu itu jodoh kamu di masa depan gimana? kalo ayah nggak selamatin, kamu nggak bisa ketemu jodoh kamu dong di masa depan." Alan yang mendengar ucapan panjang lebar dari bundanya mengangguk tanda paham. Meskipun sedikit bingung dengan istilah yang diucapkan bundanya, pada intinya Alan paham bahwa ayah merupakan orang penting, semacam superman.

"Gapapa yah. Alan tau kok, ayah mau nyelamatin semesta kan?" Ayah melihat bola mata bulat sang anak. "Ayah nggak perlu minta maaf. Alan tahu ayah sebenarnya ingin pergi sama Alan. Tapi harus mengerjakan tugas buat menjaga semesta agar berjalan dengan semestinya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun