" Sekitar setengah tiga an lah" jawab Bang Mus,singkat.
Kakek tua dan bang Mus asyik ke-dua nya ngobrol cerita ikan besar yang aneh, sedangkan pak RT sibuk dengan layar hp android nya. Pak RT melalui aplikasi WhatsApp ingin memastikan kehadiran tamu peserta rapat pertemuan rutin pagi itu. Satu satu temen temen Ustadz Sahrul anggota KTH rumah kaum Jayakarta di japri nya, termasuk ketua RW 03 Jatinegara kaum pak Tato.
"Sudah jam sepuluh lewat, belum ada satupun yang hadir" ketus pak RT, ngegurutu sambil memperhatikan japrian di layar hp nya.
"Mungkin masih belum pada bangun kali" celetuk Bang Mus,
Kakek tua ikut merespon celetukan pak RT.
" Cuaca mendung "
 kata Kakek tua sambil mendongakkan kepala nya ke langit yang sudah mulai terlihat gelap karena sinar matahari pagi ketutup awan.
" Terus Ikan besar hasil pancingan, kamu kemanakan? "
Tanya Kakek tua kepada bang Mus, sambil sedikit mengalihkan pembicaraan tentang telatnya peserta rapat pertemuan rutin pagi itu.
"Itulah, masalahnya" jawab Bang Mus menggelengkan kepalanya tanda tak paham.
Bang Mus melanjutkan
" ikan besar yang aku pangku diem saja,hanya mengedipkan mata dan senyum saja"
kata Bang Mus keheranan.
Secara alami semua makhluk hidup jenis ikan tidak bisa mengedipkan matanya, begitu juga dengan senyum, sedangkan ikan besar yang di dapat dari kali Sunter bisa mengedipkan mata dan tersenyum. Keanehan ikan seperti inilah yang diceritakan oleh Bang Mus.
" Setelah ikan mengedipkan mata sambil senyum hingga tiga kali, tiba tiba datang lah rasa kantuk yang berat, lalu saya tertidur" cerita Bang Mus melanjutkan.
"Dalam tidurku, bermimpi ketemu perempuan cantik yang belum pernah ditemui sebelumnya" kata bang Mus bercerita, sambil sedikit menggoyang goyangkan tubuh nya ,seperti orang yang sedang  merinding merasa ketakutan .