Mohon tunggu...
Usman Didi Khamdani
Usman Didi Khamdani Mohon Tunggu... Programmer - Menulislah dengan benar. Namun jika tulisan kita adalah hoaks belaka, lebih baik jangan menulis

Kompasianer Brebes | KBC-43

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pembunuhan di Rue Morgue (Bag. 1)

15 Maret 2020   16:32 Diperbarui: 16 Maret 2020   00:18 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto ilustrasi pada cerita asli | The Murder in The Rue Morgue-Edgar Allan Poe

            "Saat kita berbelok ke jalan ini penjual buah itu, berjalan sangat cepat melewati kita, berlari menyenggolmu dan melempar langkahmu ke batu-batu jalan yang tidak teratur rapi, dan aku dapat melihat batu-batu itu telah melukai kakimu. Kamu mengumpat, dan meneruskan langkah. Tapi kau tetap memandang ke bawah, ke batu-batu jalanan itu, hingga aku tahu kau tengah berpikir tentang batu.

            "Lalu kita sampai ke sebuah jalan kecil yang tertata dengan batu-batu yang terpotong menjadi jalan yang baru dan sangat khusus. Di sini wajahmu menjadi lebih cerah dan aku lihat bibirmu bergerak. Aku dapat memastikan kau sedang mengucapkan kata "Stereotomy", nama untuk jalan baru dari bongkahan-bongkahan batu ini. Sebuah nama yang aneh, bukan? Tapi kau akan ingat kita membacanya di surat kabar tepat kemarin. Aku pikir kata "Stereotomy" akan membuatmu berpikir tentang penulis Yunani kuno itu yang bernama Epicurus, yang menulis tentang sesuatu yang dia sebut atom; dia percaya dunia dan segala sesuatu di langit sama tersusun oleh atom-atom ini.

            "Belum lama barusan kau dan aku membicarakan Epicurus dan idenya, atomnya, ide yang Epicurus tulis sekitar lebih dari 2000 tahun yang lalu. Kita membicarakan betapa berartinya ide-ide kuno itu layaknya ide-ide sekarang tentang bumi dan bintang-bintang dan langit. Aku merasa yakin kau akan menengadah ke langit. Kaupun menengadah. 

Nah aku yakin aku dapat mengikuti pemikiranmu yang nyata masuk ke dalam pikiranmu. Aku juga menengadah, dan melihat sekelompok bintang yang kita sebut Orion begitu terang dan jelas malam ini. Aku tahu kau akan memperhatikannya, dan berpikir tentang nama Orion.

            "Sekarang ikuti pemikiranku baik-baik.Tepat kemarin, di suratkabar, ada sebuah artikel tentang aktor Chantilly, artikel yang tidak memihak pada Chantilly, tidak memihak sama sekali. Kita tahu penulis artikel itu mempergunakan banyak kata yang diambil dari sebuah buku yang kita sama-sama telah baca. Kata-kata ini tentang Orion. Maka aku tahu kau akan menghubungkan kedua pemikiran tentang Orion dan Chantilly itu. Aku lihat kau tersenyum, membayangkan artikel itu dan kata-kata keras di dalamnya.

            " Lalu aku lihat kau berdiri lebih tegap, setegap yang kau bisa. Aku yakin kau sedang membayangkan ukuran Chantilly, dan khususnya tingginya. Dia kecil; dia pendek. Dan maka aku berujar, mengatakan dia sungguh seorang pemuda yang sangat kecil, Chantilly ini, dan dia akan lebih berhasil jika dia memainkan di dalam kotak korek, lakon-lakon yang tidak begitu serius."

            Aku tidak akan mengatakan aku terkejut. Aku lebih dari terkejut; aku terpengarah. Dupin benar, sebagaimana yang dia katakan. Itulah yang nyata ada dalam pemikiranku, pemikiranku yang tersembunyi, yang bergerak dari satu pemikiran ke pemikiran berikutnya. Tapi jika aku terperangah karenanya, akupun akan lebih terperangah.

            Suatu pagi lelaki menarik yang aneh ini menunjukan padaku sekali lagi daya nalarnya yang luarbiasa. Kami dengar seorang wanita tua telah dibunuh oleh orang-orang tak dikenal. Pembunuhnya, atau para pembunuhnya, telah memenggal kepalanya---dan menghilang ke tengah malam. Siapa pembunuh ini? Polisi tidak mempunyai jawaban. Mereka telah melacak tiap tempat dan tidak menemukan apapun yang membantunya. Mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan kemudian. Dan begitulah---mereka tidak melakukan apa-apa.

            Tapi tidak Dupin. Dia tahu apa yang harus dilakukan. (bersambung ke bag.2)

* dialihbahasakan dari The Murder in The Rue Morgue, sebuah cerita berseri dalam booklet antologi cerita Edgar Allan Poe: Storyteller yang diterbitkan oleh radio Voice of America 

** Rue merupakan istilah dalam bahasa Prancis untuk menyebut jalan. Morgue juga berasal dari bahasa Prancis yang berarti bangunan di mana polisi menaruh mayat dari orang yang tidak dikenal yang bunuh diri atau terbunuh karena kecelakaan atau pembunuhan. Kata Morgue diambil ke dalam bahasa Inggris dengan arti yang sama dan mulai digunakan pada tahun 1841. Poe sendiri menulis kisah ini sebelum tahun 1841

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun