Mohon tunggu...
Dicky Fajar Pratama
Dicky Fajar Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Masyrakat Kecil.

Hai. Terima kasih sudah membaca tulisan-tulisan ini. Salam literasi! Rahayu Sagung Dumadi🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Sebuah Istana yang Katanya Merdeka

26 Mei 2022   15:19 Diperbarui: 26 Mei 2022   15:21 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ia lihat dari jendela istana, puluhan orang sedang berkumpul dan menyanyikan lagu-lagu kematian.

ada yang tua dan muda, mereka bersatu membakar jiwa.

"dasar para orang tua. bukannya diam dirumah menikmati pensiunan, malah keluyuruan ke jalan." hardiknya kesal.

III

telinganya yang tebal, sudah tak lagi kuat mendengar.

suara itu semakin riuh jika dibiarkan.

raja keluar, dengan mahkota yang tak kelihatan.

ia berjalan dengan pengawal yang lengkap dengan senapan. 

didepan puluhan orang, raja berkata,

"apa yang kalian inginkan?" 

lelaki dengan baju hitam dan rambut berantakan itu menjawab, "kami mau keadalian ditegakkan!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun