Padahal, kebahagiaan sejati seringkali datang dari hal-hal yang tidak bisa diukur: percakapan hangat dengan keluarga, rasa lega setelah membantu orang lain, atau ketenangan hati ketika doa terjawab.
Apa yang Sebenarnya Anda Cari?
Kalau dipikir lebih dalam, bangga dengan banyaknya followers seringkali bukan soal angka itu sendiri, tapi soal rasa diterima. Rasa diakui.
Manusia ingin merasa kalau kehadirannya berarti. Followers seolah menjadi bukti kalau ada orang lain yang peduli.
Tapi bukti itu rapuh kalau cuma bergantung pada angka. Sebab, angka bisa naik-turun tanpa sebab yang jelas.
Lebih kokoh kalau rasa berarti itu datang dari kontribusi nyata. Misalnya, konten yang Anda buat benar-benar membantu orang lain, meskipun cuma dilihat 10 orang. Atau tulisan Anda menguatkan seseorang yang sedang putus asa, meskipun tidak viral.
Melatih Hati untuk Tidak Terjebak
Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak cara untuk melatih diri supaya tidak terlalu terikat dengan angka followers.
Salah satunya dengan mengingat kembali niat. Untuk apa Anda membuat akun itu? Apakah cuma untuk popularitas, atau untuk berbagi manfaat?
Cara lain adalah dengan memandang angka sebagai bonus, bukan tujuan. Kalau followers bertambah, syukuri. Kalau berkurang, biarkan. Yang penting, apa yang Anda lakukan tetap konsisten membawa kebaikan.
Dalam psikologi positif, ini disebut intrinsic motivation --- motivasi yang datang dari dalam, bukan dari pujian luar.
Menemukan Ukuran yang Lebih Sehat
Kalau bukan followers, lalu apa yang layak dibanggakan?
Mungkin jawabannya adalah pertumbuhan diri. Anda bisa bangga ketika tulisan Anda hari ini lebih jernih dibanding tahun lalu. Anda bisa bangga ketika bisa menahan diri dari komentar negatif. Anda bisa bangga ketika sabar menghadapi kritik, dan tetap konsisten melangkah.